Sukses

Mengapa Ciracas Jadi TKP Perkosaan, Sodomi dan Perampokan Sadis?

Tiga kasus yang bertaut selisih waktu singkat itu terjadi di satu Tempat Kejadian Perkara (TKP) yakni di kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Kasus-kasus kriminal menghebohkan kembali terjadi di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Hanya berselang waktu sekitar satu minggu, terungkap kasus kriminal yang sangat meresahkan masyarakat.

Kasus perkosaan anak kandung oleh sang ayah selama 5 tahun. Aksi bejat ayah D (42) memperkosa anak kandungnya sendiri selama 5 tahun yakni gadis P (18) terjadi di Ciracas, Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur. Kasus itu sangat mengkhawatirkan warga setempat. Warga tak menyangka, D bisa berbuat setega itu kepada anak kandungnya. Bahkan kini, P sudah hamil 1 bulan.

Kasus berikutnya yang terjadi di Ciracas adalah perampokan dengan kekerasan. Dua warga tewas ditembak dan ditebas celurit oleh perampok yang akan menggasak motor korban pada Senin (25/2/213) dini hari. Lokasi perampokan sadis itu berada di Jalan Tanah Merdeka IV dan masuk Kelurahan Kampung Rambutan. Tanah Merdeka ini berada di belakang Terminal Kampung Rambutan.

Belum selesai kasus perampokan sadis dan perkosaan inses, kini terbongkar kasus pelecehan seksual lainnya. Adalah anggota polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya, Briptu E dan rekannya warga sipil SA diduga menjadi pelaku sodomi atas bocah 5 tahun inisial F. Peristiwa pilu ini juga terjadi di Ciracas. Briptu E dan SA sudah meringkuk di bui Polres Metro Jakarta Timur.

Dua kasus besar berturut-turut yang di satu areal pemukiman padat itu membuat warga sangat khawatir. "Aduh, baru kemarin ada anak diperkosa bapaknya. Sekarang ada lagi kasus beginian," kata warga Gang Damai, Ciracas, Jakarta Timur, yang enggan disebut namanya kepada Liputan6.com. Dia tak menyangka, kasus-kasus kriminal besar itu terjadi di wilayah ini.

Pantauan Liputan6.com, lokasi kejadian dua kasus itu hanya berbeda satu gang. Gang Damai dan Gang Mawar. Gang Damai tempat kasus sodomi, sedangkan gang Mawar kasus perkosaan. Tempat kejadian 2 perkara perkara asusila ini tidak berjauhan satu sama lain. "Kasus ayah perkosa anak kandung di dekat sini juga. Sebelum gang ini," kata warga lainnya.

Di lokasi padat penduduk ini banyak gang-gang yang hanya bisa dilalui satu sepeda motor. Rumah bocah korban sodomi itu merupakan rumah yang baru dibangun. Bangunan yang sudah jadi baru sekitar 80 persen rampung. Dengan kasus yang menimpa anaknya, ibunda F, MH terpaksa memboyong keluarganya. Mereka mengaku mendapat intimidasi. Karena salah satu pelaku sodomi merupakan warga setempat. Tiga kasus yang bertaut selisih waktu singkat itu terjadi di satu kecamatan, Ciracas.

Banyak Faktor

Menanggapi hal ini, Kapolresta Jakarta Timur, Komisaris Besar Polisi Mulyadi Kaharni mengatakan tingkat kriminalitas yang belakangan relatif meningkat di Jakarta Timur karena banyak faktor. Namun faktor utama penyebabnya karena adanya kesempatan. "Karena pelaku kejahatan biasanya melakukan di tempat-tempat sepi, banyak kesempatan atau rawan," kata Mulyadi kepada Liputan6.com, Selasa (26/2/2013).

Faktor lain, kata Mulyadi, karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan masih kurang. Misalnya, masyarakat masih kurang memperhatikan dan menjaga barang miliknya. Sehingga memancing pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan.

Hal lain lanjut Mulyadi, karena faktor budaya. Masyarakat kerap kali merasa segan bekerjasama dengan aparat penegak hukum, khususnya kepolisian dalam menjaga keamanan. "Misalnya, sekarang ini penjagaan pos kamling mulai menurun. Penjagaan umumnya hanya dilakukan di komplek-komplek elit," ujarnya.

Contoh lain, saat penyetoran uang dari SPBU ke bank. Saat ini warga enggan meminta polisi mengawal. Alasanya, jumlah uang hanya sedikit. "Padahal kami sudah menawarkan pengawalan dan ini gratis, karena ini sudah tanggungjawab kami, tapi mereka masih segan," kata Mulyadi.

Kendati begitu, Polri selalu mengantisipasi tindakan kriminal di Jakarta Timur. Dari mulai sosialisasi, imbauan kepada masyarakat sampai upaya pencegahan khusus. Bahkan, kata Mulyadi, penjagaan wilayah Jakarta Timur juga selalu dilakukan intensif. "Kami pagi-pagi pertama atur lalu lintas. Selesai apel jam 9 pagi semua anggota sudah ke lapangan," jelas dia. (Ism)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini