Sukses

Ortus Group Ikut Proyek Monorel, Ahok Bantah Politik Balas Jasa

Perusahaan asing asal Singapura, Ortus Holdings menjadi salah satu bagian dari konsorsium PT Jakarta Monorail menggeser perusahaan milik mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

Perusahaan asing asal Singapura, Ortus Holdings menjadi salah satu bagian dari konsorsium PT Jakarta Monorail menggeser perusahaan milik mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Ortus Holding (Ortus Group) sendiri siap menanggung 90% pendanaan proyek.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak mau ambil pusing. Ia pun membantah kalau masuknya Ortus Holdings Grup dalam konsorsium PT Jakarta Monorail adalah bagian dari balas jasa kepada pemilik sahamnya, Edward Soeryadjaya.

"Balas jasa apa? Justru Edward enggak pernah dukung kita," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (13/2/2013) malam.

Menurutnya, isu masuknya Ortus dalam proyek Monorel sebagai balas jasa atas dukungan Edward ketika sebelumnya mendukung pasangan Jokowi- Ahok sebagai Cagub dan Cawagub itu tak benar. "Saat putaran dua kan banyak orang yang klaim dukung kita. Kita juga nolak orang mau kasih duit. Kita enggak butuh duit untuk kampanye. Saya kira itu cuma isu," jelasnya.

Ahok menegaskan, dalam proyek monorel tersebut dirinya sama sekali tidak menerapkan prinsip balas jasa. Ketika Haji Kalla Grup masuk pun, isu serupa juga menyeruak.

"Waktu JK mau masuk di bilang balas jasa juga, sekarang ini (Ortus) dibilang balas jasa juga. Masak balas jasa sama 2 orang, apa enggak berantem," katanya.

Ahok menjelaskan, dirinya dan Jokowi tidak memikirkan urusan balas jasa, siapa pun yang ingin berinvestasi dalam proyek transportasi massal tersebut, maka harus menunjukkan keseriusannya.

"Jadi bagi kami tidak peduli siapa pun. Kalau Anda mau invest, keluarkan uang Anda. Jadi jangan sampai tidak bermodal, ngaku-ngaku mau monorel. Kalau Anda mampu, siapapun Anda silakan taruh duit," paparnya.

Ahok sendiri menjamin masuknya Ortus Holdings dalam konsorsium PT Jakarta Monorail tanpa ada kongkalikong, dan berlangsung secara terbuka dan transparan.

"Kita kan selalu adakan public hearing (uji publik), kita buka semua. Anda bilang mau masuk, silakan saja. Mana PT-nya, tunjukkan uangnya. Kita transparan kok, urusan gaji saja kita buka semuanya," tutur Mantan Bupati Bangka Belitung itu.

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum mengetahui secara detil profil investor pengganti tersebut. Sehingga dirinya menolak untuk berkomentar lebih jauh.

"Tidak ngerti. Nah itu, setelah dokumen sampai baru kita pelajari. Saya belum pelajari profil perusahaannya kok minta komentarnya," jelas Jokowi, sapaan Joko Widodo di Balaikota, Jakarta, Rabu (13/2/2013).

Jokowi memastikan, dirinya akan mempelajari mitra kerjasama dalam proyek Monorel usai dirinya memperoleh dokumen resmi. "Ortus siapa, profil seperti apa, siap apa tidak kalau sisi keuangan. Semua dicek. Baru saya putusin," imbuhnya. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.