Sukses

Balada Maharani: Semuanya Berawal dari Secarik Kertas

Di hadapan wartawan, Maharani akhirnya bercerita tentang awal perkenalan dengan AF hingga kejadian di Hotel Le Meredien.

Maharani Suciyono, wanita muda yang namanya ikut terseret dalam pusaran kasus suap impor daging sapi, akhirnya menampakkan wajah. Menggelar jumpa pers di Hotel Nalendra, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2013) malam, Rani, demikian sapaannya, bercerita banyak soal apa sebenarnya yang terjadi.

Didampingi sang ayah dan kuasa hukumnya, Rani mengaku baru mengenal Ahmad Fathanah (AF), pria yang telah menjadi tersangka KPK dan sangat murah hati memberinya uang Rp 10 juta. Berikut keterangan lengkap Rani dan kuasa hukumnya Wisnu Wardhana, tentang awal dari lakon yang dihentikan paksa petugas KPK di Hotel Le Meridien, Jakarta.                                                                                             

Semuanya berawal Senin (28/1), saat Rani dan teman-temannya memutuskan untuk bersantai di Mal Senayan City. Duduk di sebuah kafe, sosok Rani ternyata menyita perhatian AF yang telah lebih dulu berada di kafe tersebut. "Agaknya AF terpukau dengan kecantikan Rani," tebak Wishnu.

Enggan menegur Rani yang pada saat itu sedang bersama teman-temannya, AF meninggalkan kafe tersebut dengan menitipkan secarik kertas kepada pelayan untuk disampaikan ke Rani. Sang pelayan pun langsung memberikan secarik kertas tersebut kepada Rani. Isinya ternyata tulisan sebuah nama dan nomor telepon AF. Rani pun kaget sampai harus memastikan kepada pelayan bahwa kertas itu memang ditujukan buatnya.

Rani pun memberikan respons dengan mengirim pesan singkat kepada nomor yang tertera di kertas itu. "Saya penasaran saja dan tak ada perasaan curiga," jelas Rani.

Gayung bersambut, pesan singkat Rani berbalas. Dalam balasan yang dikirim AF, hanya ada dua kata berbahasa Inggris, "Just Dinner". Ya, AF mengajak Rani untuk makan malam di kafe yang ada di Hotel Le Meredien, Jalan Sudirman, Jakarta, keesokan harinya.

Hari berganti, Selasa (29/1), rencana bertemu pun dimatangkan. Awalnya mereka sepakat bertemu pukul 17.00 WIB. Namun, Rani datang telat sekitar pukul 18.30 WIB. Ketika sampai di lokasi, Rani langsung menghampiri AF yang ketika itu telah datang lebih dahulu dan langsung bersalaman.

Perbincangan ringan terjadi. AF mengaku kepada Rani sebagai Ahmad Fathanah, seorang pengusaha. "Kami sama sekali tidak membahas masalah-masalah politik atau suap menyuap," ujar Rani. Tak ada pula pembicaraan mengenai AF yang ingin "menyewa" Rani atau menyiapkannya sebagai gratifikasi seksual.

Usai mengobrol, keduanya memutuskan untuk pulang. Namun, sebelum meningglakna lokasi, AF tiba-tiba memberikan uang sebesar Rp 10 juta kepada Rani. "Saya kaget dan tidak menyangka diberi uang sebesar itu dari lelaki yang baru pertama dikenal," jelasnya.

Saking bingungnya, Rani sampai bertanya kepada AF tentang keaslian dari uang tersebut. AF pun meyakinkan Rani bahwa uang yang diberikannya asli. Sayang, belum lagi keluar dari kafe itu, penyidik KPK datang menahan keduanya. Sejak itu, Rani diinapkan di Gedung KPK untuk diperiksa.

"Jadi, yang terjadi hanya makan malam, tak ada yang lain," tegas Wisnu mewakili kliennya. "Saya anggap Rani gadis yang ada di tempat dan waktu yang salah," imbuhnya.

Mungkin ucapan kuasa hukum Rani benar. Tapi, seandainya malam itu skenarionya berbeda, tak ada penyidik KPK yang datang menangkap, akankah Rani tetap menganggap dia berada di waktu dan tempat yang salah? Tentu hanya Rani dan AF yang tahu.(Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.