Sukses

Misteri 'Segitiga Bermuda' Merpati Terkuak

Banyak kasus di mana merpati lenyap secara misterius, di sejumlah lokasi, yang dijuluki "Birdmuda Triangle", plesetan "Segitiga Bermuda".

Merpati adalah burung pintar. Daya ingatnya kuat, kemampuan navigasinya mumpuni, ia juga mampu kembali ke sarangnya meski pergi jauh dan dalam waktu lama. Namun, ada banyak kasus di mana merpati lenyap secara misterius, di sejumlah lokasi, yang mendapat julukan "Birdmuda Triangle", plesetan dari "Segitiga Bermuda".

Seperti diketahui, Segitiga Bermuda adalah wilayah laut di dalam garis imajiner yang menghubungkan tiga wilayah yaitu  Bermuda, San Juan-Puerto Rico, dan Miami di Amerika Serikat. Yang tenar akibat tragedi hilangnya sejumlah pesawat dan kapal laut.

Terkait itu, selama beberapa tahun para ilmuwan dibuat heran, mengapa merpati selalu tersesat saat dilepaskan dari sejumlah titik di New York. Tak bisa menemukan jalan pulang. Sebuah penelitian ilmiah pun dilakukan.

Salah satu hasilnya menunjukkan, burung-burung menggunakan suara berfrekuensi rendah sebagai penunjuk jalan. Dan mereka tak bisa mendengar suara itu di sejumlah lokasi di Amerika Serikat. Studi tersebut dipublikasikan baru-baru ini di Journal of Experimental Biology.

Penulis utama laporan ilmiah tersebut,  Dr Jonathan Hagstrum dari Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan, berdasarkan penelitian, para merpati menciptakan "peta akustik" dari lingkungan di sekitarnya.

Teka-teki

Teka-teki hilangnya merpati dimulai tahun 1960-an.

Kala itu, Profesor Bill Keeton dari Cornell University berusaha untuk memahami kemampuan menakjubkan merpati untuk menemukan jalan pulang, dari tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

Ia melepas sejumlah burung di seputaran New York,  Keeton kaget saat menemukan merpati yang dilepas di Jersey Hill, dekat Itacha, mengalami disorientasi dan terbang tanpa tujuan. Itu terjadi terus dan terus.

Kini, Dr Hagstrum dan timnya menawarkan penjelasan. "Cara navigasi merpati menggunakan sistem mirip kompas dan peta. Kompas menunjukkan posisi Matahari atau medan magnet bumi. Namun bagaimana mereka memetakan lokasi belum diketahui selama beberapa dekade," kata dia, seperti dimuat BBC, Kamis (31/1/2013).

"Dari penelitian, saya menemukan bukti merpati menggunakan suara sebagai peta." Suara itu yang akan memandu mereka pulang.

Hagstrum menjelaskan, Merpati menggunakan "infrasonik", suara dengan frekuensi sangat rendah di bawah kisaran pendengaran manusia. Merpati menciptakan suara baik di atmosfer maupun di Bumi, atau di tengah benua sekalipun.

Ia meyakini, saat burung diterbangkan dari tempat yang tak dikenal, mereka akan mendengarkan jejak sinyal infrasonik dari rumahnya, menjadikannya sebagai panduan.

Untuk kasus Merpati yang kehilangan arah pada 13 Agustus 1969, ia menyebut pergeseran angin dan inversi suhu di lapisan troposfer di atas New York yang bertanggung jawab membelokkan suara, membuat  burung-burung itu kehilangan panduan.

Kontroversial

Hagstrum mengakui temuannya "kontroversial". Namun, kesimpulannya bisa jadi alternatif jawaban. Juga untuk insiden hilangnya 60.000 merpati balap di tahun 1997 di seluruh Inggris.

Sebelumnya, sejumlah peneliti telah mengemukakan gagasan berbeda tentang bagaimana merpati menemukan jalan pulang. Di antaranya, bau, petunjuk visual, medan magnet bumi, atau bahkan kombinasi dari semua itu.

Tim Guilford, profesor perilaku binatang dari University of  Oxford, mengatakan, temuan Hagstrum adalah "pendekatan yang menarik." 

Namun, ia berpendapat, "Karena ada banyak bukti dari mekanisme lain, infrasonik tampaknya belum menawarkan penjelasan final." (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.