Sukses

Pengamat: Awas Politisi 'Kutu Loncat Pecundang'

Bila mereka yang lompat pagar itu berlandaskan untuk memperjuangkan asprasi rakyat, maka itu patut diapresiasi.

Saat ini ramai-ramai diberitakan politisi Golkar lompat pagar alias 'kutu loncat' ke Partai Nasdem. Bagi pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, politisi 'kutu loncat' itu bisa dikatakan pecundang jika hanya mencari uang dan mencari jabatan di partai baru.

"Bila itu dilandasi karena uang dan tidak tersalurkannya ambisi di partai lama, maka perpindahan ke tempat yang baru itu bisa dibilang pecundang," kata Yudi saat ditemui di acara dialog publik Yellow Forum for Young Leaders dengan tema Urgensi Penguatan Demokrasi Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (27/1/2013).

Kutu loncat pecundang, kata Yudi, bisa juga terjadi karena posisi politisi itu telah bertentangan dengan pimpinan partainya yang mengakibatkan tidak tersalurkannya ambisi politiknya di partai yang lama.

Yudi mensinyalir, banyaknya politisi yang keluar dari Partai Golkar dan hijrah ke partai lain lantaran para politisi tersebut tak mampu bersaing dengan politisi Golkar yang senior yang memiliki jam terbang didunia politik yang matang.

Karena itu, para politisi yang merasa tidak mampu bersaing untuk mendapatkan posisi tertentu akhirnya berpindah ke partai yang lain dinilai mampu memberikan kesempatan untuk mendapatkan posisi jabatan itu.

Tapi sebaliknya, kata Yudi, bila mereka yang lompat pagar itu berlandaskan untuk memperjuangkan asprasi rakyat, maka itu patut diapresiasi.

"Apabila dia ingin memperjuangkan ideologi untuk kepentingan masyarakat dengan berpindah dari patai lamanya ke partai yang baru maka itu bisa diacungi jempol," kata dia. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.