Sukses

Kala Jokowi Bicara 100 Hari Kerja

Respons Jokowi soal 100 hari kerja ini tidak seperti hari-hari kemarin, saat di lapangan menggarap penanganan banjir.

Jarum jam di dinding menunjukkan hampir jam 4 sore di Balaikota DKI, Selasa (22/1/2013). Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi keluar dari ruangan Gubernur. Berjalan perlahan ke lorong kecil menuju ruang tamu Balaikota.

Di ruang tamu balaikota ada dua meja bundar besar di sisi kiri dan kanan. Mengenakan kemeja putih berlengan panjang khasnya, Jokowi duduk salah satu dari enam kursi di meja bundar sebelah kanan.

Di situ, sudah ada sekitar 15 wartawan yang duduk dan berdiri. Jokowi mengambil posisi tepat di tengah peliput berita. "Mau tanya apa teman-teman," Jokowi membuka percakapan. Setelah sepekan ini berjibaku dengan banjir, ini kali pertama Jokowi menyempatkan diri berbincang santai dengan jurnalis.

Kesempatan tak disia-siakan. Pertanyaan melontar bertubi-tubi, dari mulai antisipasi cuaca buruk 27 Januari nanti sampai isu keretakan dirinya dengan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Tapi ada satu sesi yang menarik perhatian, soal 100 hari kerja duet Jokowi-Ahok. Di sesi ini, Jokowi sedikit serius menjawab pertanyan itu. Respons Jokowi soal 100 hari kerja ini tidak seperti hari-hari kemarin, saat di lapangan menggarap penanganan banjir.

Lalu, apa kata Jokowi soal 100 hari kerja? "Biasa saja, persoalan di semua kota juga sama. Banyak orang bilang saya melihat masalah di Jakarta seperti ini pusing, Ndak. Semua ini harus diselesaikan. Yang paling penting, semua masalah dapat terselesaikan secepatnya," jawab Jokowi.

Menurut Jokowi, dirinya memang lebih memperbanyak kerja di lapangan. "Ngapain saya di kantor?" kata suami dari Iriana Joko Widodo ini. "Ngga ada yang bikin saya pusing, hanya size-nya aja yang berbeda di setiap kota."

Jokowi juga menegaskan, selama 100 hari di masa kerjanya dengan Ahok ini tidak ada masalah dengan hubungan ke bawah. Jokowi juga syukuri tidak ada permasalahan dengan daerah tetangga. Jokowi memang akui 'membuka pintu' hubungan ke kota tetangga agar program DKI dapat berjalan sinergi dengan wilayah lain. Bila buka pintu itu membutuhkan waktu lagi, Jokowi akan mendelegasikan kepada bawahannya.

Bagaimana dengan transportasi massal yang menjadi perhatian publik? Menurut Jokowi, khusus untuk bus Transjakarta prosesnya masih panjang. Rencana penambahan armada pada tahun ini akan terus dijalankan. Begitu juga dengan moda transportasi lain. "MRT, Monorel, sistem genap-ganjil dan lain-lain akan kami programkan. Kemudian yang paling penting itu mengajak masyarakat agar berpindah ke kendaraan pribadi ke kendaraan massal," tutup Jokowi soal bicara 100 hari kerjanya. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.