Sukses

Nasib Miris Jutawan Cina, Makin Kaya Makin Tak Bahagia

Siapa bilang kaya pasti bahagia. Setidaknya di Cina, anggapan itu ditepis habis.

Nasib Miris Jutawan Cina, Makin Kaya Makin Tak Bahagia

Siapa bilang kaya pasti bahagia. Setidaknya di Cina, anggapan itu ditepis habis. Hal tersebut berdasarkan laporan tingkat kebahagiaan para orang berduit, "The Millionaires Happiness Report" yang dirilis Hurun Research Institute yang berbasis di Shanghai.

"Secara umum, laporan tersebut menunjukkan makin kaya seseorang, makin dia tak bahagia," demikian dikatakan para penulis laporan, seperti dimuat CNN, Kamis (17/1/2013).

Laporan itu berdasarkan survei yang dilakukan pada 551 orang kaya di Cina Daratan yang  memiliki kekayaan bersih lebih dari 10 juta yuan atau Rp 15,5 miliar.

Mengapa mereka tak bahagia?

Salah satunya, para miliuner ini hanya bisa tidur 6,6 jam sehari di hari kerja. Mereka juga tidak puas dengan kondisi kesehatan, dan merasa sulit untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga atau orang-orang terdekat.

Sementara, para perempuan yang menjadi miliuner dengan kerja keras sendiri, yang rata-rata berusia 37 tahun, banyak yang tidak terikat pernikahan -- 35 persen responden mengaku bercerai atau memilih melajang. Figur yang sama juga nampak pada responden pria.

Usia rata-rata dari semua jutawan Cina yang disurvei adalah 38 tahun, meningkat menjadi 40 untuk kalangan "miliuner" -- orang-orang dengan kekayaan bersih sebesar US$ 16 juta atau Rp 155 miliar.

Tingkat ketidakpuasan orang kaya baru di China makin bertumbuh. Sebelumnya, Hurun Report, majalah yang terkenal dengan peringkat orang kaya Cina, mensurvei 1.000 orang superkaya di Cina pada tahun 2011, dan menemukan 55 persen respondennya sedang menjalani proses meninggalkan Cina, atau dengan serius mempertimbangkannya.

"Itu mencerminkan rasa  tidak aman atau, mungkin di sisi lain, mereka sedang mencari jaminan keamanan," kata Rupert Hoogewerf, penerbit Hurun Report kepada CNN November lalu.

"Mereka aktif mencoba mendapatkan kartu hijau, izin tinggal di AS, Kanada, Australia, dan Singapura."(Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini