Sukses

Candaan Perkosaan Ngawur Hakim Daming Go International!

Sejumlah media luar negeri mengabarkan soal candaan ngawur Pak hakim Daming Sanusi.

Internet membuat peristiwa di pojok terpencil bumi mendunia. Begitu pula dengan ucapan calon hakim agung, M Daming Sanusi di depan anggota Dewan yang melecehkan korban kekerasan seksual. Ia menyebut, "pemerkosa tidak perlu dihukum mati karena si pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati".

Daming sudah minta maaf, namun pernyataannya yang ia sebut sebagai "candaan" itu tak bisa ditarik kembali. Mimpinya menjadi hakim agung terancam gagal, ia pun jadi subyek kontroversi. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia internasional.

Pantauan Liputan6.com, sejumlah media luar negeri mengabarkan soal candaan ngawur Pak hakim. Situs berita AsiaNews pada Selasa (15/1) memuat artikel berjudul, "Ordinary Indonesians against judges and politicians who "justify" sexual violence".

Candaan Hakim Daming dianggap keterlaluan dan dilontarkan pada saat menyakitkan, di kala bocah 11 tahun R di Jakarta Timur tewas diduga kuat akibat diperkosa. "Yang kasusnya tak seperti pemerkosaan gadis 23 tahun di India, di mana kisahnya menggerakkan India, juga dunia," demikian dimuat AsiaNews.

Situs itu juga menyoroti pernyataan Ramli Mansur, Bupati Aceh Barat, tahun 2009 lalu, yang menyebut perempuan yang mengenakan pakaian seksi, "layak diperkosa".

Tak ketinggalan, kabar pernyataan Daming juga ada di situs, Independent Online, yang memuat artikel "Court justice ‘punished’ for rape comment".  

Sementara, situs media Australia, ABC memuat berita berjudul, "Outcry over would-be judge's rape comments". "Kecaman datang bertubi di  media sosial di Indonesia setelah calon hakim Mahkamah Agung melontarkan candaan tentang korban perkosaan," demikian dimuat ABC (15/1/2013).

Sebelumnya, Daming telah meminta maaf atas pernyataannya. "Saya minta maaf pada masyarakat karena kata-kata saya yang kemarin di luar kontrol," kata Daming di Gedung MA, Jakarta, Selasa (15/1/2013).

Daming mengakui, pernyataan itu terlontar karena dia tegang menghadapi fit and proper test di Komisi III DPR. "Kata-kata itu saya sadari merupakan sebuah kekhilafan," ujarnya sambil sedikit meneteskan air mata.

Tak hanya dihujat masyarakat, Daming mengaku diprotes anak perempuannya sendiri.(Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.