Sukses

Bocah 5 SD Diduga Korban Perkosaan Nyaris Koma

Bocah kelas 5 SD yang diduga menjadi korban kekerasan seksual tersebut mengalami kejang-kejang dan akhirnya kritis, bahkan nyaris koma.

Kondisi R sungguh menyedihkan. Bocah kelas 5 SD yang diduga menjadi korban kekerasan seksual tersebut mengalami kejang-kejang dan akhirnya kritis. R bahkan nyaris koma.

"Korban nyaris koma. Bukan koma. Itu akibat demam dan panas yang tinggi akibat luka di bagian kemaluannya," kata Direktur Utama RSUP Persahabatan Dr Priyanti Z Soepandi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (3/1/2013).

Dituturkan dia, R pertama kali masuk pada Sabtu 29 Desember 2012 dalam keadaan nyaris koma. Dia langsung masuk ICCU untuk mendapat perawatan intensif. Dokter yang menanganinya memberi obat yang membuat korban tidak sadarkan diri agar mudah dipasang alat bantu pernafasan.

"Sampai sekarang alat bantu pernafasan itu masih kita pasang," kata Priyanti.

Ketua Komite Medik RSUP Persahabatan Dr M Iqbal menambahkan, luka di kemaluan R bukanlah luka baru. Luka itu adalah luka yang sudah lama. "Sudah lebih dari 24 jam. Sudah jadi borok," kata Iqbal.

Iqbal belum bisa memastikan bagaimana nasib alat reproduksi R ke depannya akibat luka tersebut. "Kita belum bisa pastikan. Kita sekarang prioritaskan dulu untuk pertolongan pada R supaya normal dan sehat kembali," ujar Iqbal.

Priyanti menambahkan lagi, terhadap biaya perawatan R ini, pihak rumah sakit akan menjamin biaya korban, mengingat keluarga R berasal dari kalangan tidak mampu.

"Akan berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan. Kami juga tidak membebankan biaya semua perawatan R selama ini," kata Priyanti.

R, bocah kelas 5 SD diduga menjadi korban pemerkosaan usai ditemukan ada luka di kemaluannya. R berkali-kali mengalami kejang-kejang pasca ditemukan luka yang sudah sangat parah tersebut.

"Saya mencurigai, patut diduga, anak ini mendapat kekerasan seksual setelah dapat informasi dari keluarga," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.