Sukses

Duh! Ada Satinah Lain, Kemenakertrans Belum Tahu

Selain Satinah, ternyata ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya yang baru-baru ini bernasib serupa. TKI asal Brebes, Jawa Tengah itu bernama Karni bin Medi (35).

Selain Satinah, ternyata ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya yang baru-baru ini bernasib serupa. TKI asal Brebes, Jawa Tengah itu bernama Karni bin Medi (35). Ia terancam hukuman mati karena kedapatan membunuh majikannya di Arab Saudi.

Sayangnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tidak mengetahui hal tersebut. Meski begitu, Staf Khusus Menakertrans, Abdul Wahid Maktub menyatakan, akan melakukan upaya serupa dengan Satinah untuk membebaskan Karni.

"Upaya kami full dalam menolong TKI, tidak terkecuali. Selain menyediakan lawyer, kami juga melakukan pendekatan-pendekatan baik informal ataupun formal. Misal menghubungi ulama di sana," ujar Abdul kepada Liputan6.com, di Bidakara, Jumat (28/12/2012).

Selain membantu dari jalur hukum, menurutnya, pendekatan-pendekatan seperti itu penting dilakukan. Berangkat dari peringanan hukuman Satinah dari hukum pancung menjadi membayar uang diyat, dirasakan Abdul, perlu dilakukan ketika TKI bermasalah.

"Karena dimungkinkan instrumen pemaafan. Maka pendekatan-pendekatan itu diperlukan, seperti Satinah saja. Kita juga punya lawyer khusus, orang lokal, orang Arab yang kita awasi di bawah Dubes. Tugas mereka itu melindungi TKI kita di sana yang bermasalah dengan hukum," katanya.

Karni merupakan TKI asal Desa Karangjunti, RT 5/IV, Kecamatan Losari, Brebes. Sama seperti Satinah, Karni terancam mendapat hukuman pancung lantaran menghilangkan nyawa keluarga majikannya.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang menyampaikan informasi ke Pemerintah Desa Karangjunti, awal Oktober 2012 menyebutkan, Karni telah membunuh anak majikannya di Yanbu, Arab Saudi pada 26 September 2012 lalu. Kepala Desa Karangjunti Raudloh menyatakan, saat ini Karni masih berada dalam tahahan dan menunggu proses hukum selanjutnya.

Usai membunuh, Karni dikabarkan melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum cairan pembersih lantai, namun nyawanya masih selamat hingga dilarikan ke rumah sakit. Setelah sadar, Karni mengakui telah membunuh. Atas pengakuan itu, kepolisian setempat segera menahannya.

Karni berangkat ke Arab Saudi 2009 melalui Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta Vita Melati yang berkantor di Brebes. Berdasarkan keterangan keluarga, selama ini Karni rajin memberikan informasi atau memberi kabar kondisinya kepada keluarga, termasuk memberikan kabar terakhir pada 27 September.(Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.