Sukses

Aksi Protes Pemerkosaan di Bus Kota India Berujung Ricuh

Ribuan warga India turun ke jalan, berdemostrasi di ibukota New Delhi, Sabtu. Berakhir rusuh.

Warga India menganggap, kasus pemerkosaan beramai-ramai seorang gadis 23 tahun di dalam bus kota, bukan perkara kriminal biasa. Itu adalah persoalan amat serius. Melecut kemarahan publik di seantero Negeri Gandhi.

Tak hanya mengecam dan menuntut para pelakunya dihukum mati, ribuan warga India turun ke jalan, berdemostrasi di ibukota New Delhi, Sabtu. Mereka berkumpul di situs bersejarah India Gate.

"Gantung mereka sampai mati," demikian salah satu spanduk yang dibawa para demonstran. Juga, "Stop rasa malu ini." Ribuan orang pun meneriakkan kalimat yang sama, "Kami menuntut keadilan!"

Demo yang awalnya damai berubah rusuh saat massa berusaha menerobos akses ke distrik pemerintahan, di mana gedung parlemen dan istana kepresidenan berada.

Polisi yang berjaga, di antaranya membawa pecut bambu, berusaha mengusir para demonstran. Aparat juga menembakkan meriam air ke arah massa.  

Seorang aktivis perempuan mengaku  bagian kakinya terluka akibat sabetan tongkat polisi. Ia menyebut cara aparat mengusir para demonstran adalah indikasi gagalnya demokratisasi di negerinya. "Hari ini, aku melihat demokrasi sekarat," kara dia seperti dimuat CNN, Minggu (23/12/2012).

Sementara, juru bicara Kepolisian New Delhi, Rajan Bhagat mengatakan, lebih dari 35 demonstran dan 40 anggota polisi terluka dalam bentrok tersebut.

Dia menambahkan, 30 barikade rusak dalam protes tersebut. Juga sejumlah kendaraan. Polisi menembakkan 125 gas air mata ke arah demonstran.

Pemerkosa Merajalela

Tragedi pemerkosaan gadis 23 tahun dalam bus kota yang melaju adalah klimaks dari kemarahan warga, atas pelecehan seksual pada perempuan yang sudah keterlaluan.

Data resmi menunjukkan, kasus pemerkosaan melonjak drastis hampir 875% selama 40 tahun terakhir - dari 2.487 pada tahun 1971 menjadi 24.206 pada tahun 2011.

Di New Delhi saja, 572 kasus pemerkosaan dilaporkan tahun lalu, dan lebih dari 600 perbuatan biadab itu terjadi di tahun 2012.

Warga yang murka sampai ubun-ubun meminta para pembuat kebijakan menerapkan hukuman mati pada para pemerkosa.

"Kami akan bekerja secara kolektif untuk membuat undang-undang yang menimbulkan efek jera dan preventif," kata menteri New Delhi, Sheila Dikshit.

Sementara Menteri Luar Negeri India,  Sushilkumar Shinde setuju hukuman bagi para perogol harus diperberat. Namun, apakah pemerintah setuju hukum gantung sampai mati diterapkan dalam kasus itu, belum diketahui.

Jumlah Perempuan Minim

Bahwa pemerkosaan, dengan alasan apapun, adalah tindakan bejat yang harus dihukum berat, itu pasti.

Namun, tak hanya mengaitkannya dengan lemahnya penegakan hukum, sejumlah pengamat menduga, pola patrialkal di India ikut menjadi penyebabnya.

Preferensi warga India, untuk memiliki anak laki-laki ketimbang perempuan, mengakibatkan ketidakseimbangan populasi mengkhawatirkan.

Sensus 2011 di negara  kedua terpadat di dunia itu mencatat penurunan yang mengkhawatirkan dalam persentase perempuan, pada usia prasekolah.

Untuk setiap 1.000 anak laki-laki berusia sampai 6 tahun, sensus menunjukkan, hanya da 914 anak perempuan. Adalah ilegal di India untuk menggugurkan janin karena alasan jenis kelamin. Namun, aborsi tetap terjadi, dengan bantuan klinik ilegal.(Ein)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.