Sukses

Adam Lanza, Si Pemalu yang Jadi Pembunuh Berdarah Dingin

Adam Lanza adalah pelaku penembakan di Sandy Hook Elementary School, yang menewaskan 26 orang.

Jumat pagi yang dingin di Newtown, Connecticut, Adam Lanza memasuki  Sandy Hook Elementary School, tempat ibunya, Nancy Lanza mengajar. Ia memakai pakaian ala militer, rompi antipeluru, dan membawa senjata.

Tanpa peringatan, peluru ia berondongkan. Akibat perbuatannya itu 26 tewas, 20 di antaranya adalah bocah-bocah tak berdosa. Sebelum beraksi, pelaku bahkan tega membunuh ibunya sendiri di rumahnya yang seharga US$1,6 juta atau Rp 15, 5 miliar.

Apa yang membuat Adam Lanza tega melakukan perbuatan sadis? Itu masih misterius, apalagi pemuda 20 tahunan itu tewas diduga bunuh diri dalam insiden itu. Menembakkan senjata ke kepalanya.  

Semasa hidupnya, Adam Lanza dikenal pemalu dan canggung. Ia menjalani masa kanak-kanak yang normal, bersekolah di Sandy Hook Elementary lalu lanjut ke Newtown High School.

Ia lulus SMA pada 2010, menolak berfoto di buku tahunan. Sebuah catatan dibubuhkan di bawah namanya yang tak dicantumi foto: "pemalu di depan kamera".

"Semua orang hanya menduga ia anak yang cerdas, itu mengapa ia  tidak suka berbicara dengan orang sepanjang waktu, "kata Peter Lalli, mantan teman sekelas yang lulus bareng dengan Lanza, seperti dimuat Daily Mail, Minggu (16/12/2012)."Dia bergaul dengan orang-orang pintar."

Namun, sejumlah teman lain mengaku menjumpai hal aneh pada sosok pemalu itu.

Olivia DeVivo, misalnya, mengaku pernah mendengar Lanza bicara tentang "meledakkan sesuatu". "Saat itu kupikir ia tak serius, pembicaraan khas pada laki-laki," kata dia.

Mantan teman sekolah lain, Jamie Crespo (19) mengatakan, Lanza biasa bergaul dengan anak-anak aneh, yang memakai seragam mantel. Ia pernah terlihat datang ke sekolah berpakaian serba hitam dan menjinjing koper hitam.

Korban Perceraian Orangtua

Sebuah laporan menyebut Adam Lanza menderita Asperger’s syndrome, bentuk autisme di mana penderita mengalami kesulitan berkomunikasi dan keterampilan sosial, yang dapat menyebabkan isolasi dan masalah emosional.

Pergulatan batin Adam Lanza memuncak saat orangtuanya bercerai tahun 2008 lalu, setelah 18 tahun hidup bersama. Ayahnya, Peter Lanza, seorang eksekutif General Electric yang bergaji US$1 juta pertahun, ke luar dari rumah tahun 2006 lalu. Setahun lalu ia menikah lagi dan pindah ke Stamford, Connecticut.

Setelah perceraian itu, Adam mulai menunjukkan gelagat berubah. "Ia penyendiri di sekolah dan luar bisa cerdas. Tapi dalam beberapa tahun terakhir ia menghilang dari radar," kata salah satu temannya. "Dia memang aneh tapi perceraian sangat mempengaruhinya. Ia bagai bom waktu yang siap meledak."

Bahkan kakaknya sendiri pun mengakui, Adam Lanza tak berpikiran normal. "Adikku aneh," kata Ryan Lanza, seperti ditirukan salah satu rekannya. Ryan (24) awalnya dikabarkan sebagai pelaku penembakan.

Siapkan Senjata Untuk Kiamat

Adam diduga beraksi menggunakan senjata koleksi ibunya, senapan semi-otomatis Bushmaster dan dua pistol Glock dan Sig Sauer.

Sabtu malam terungkap, Nancy Lanza, sang ibu, adalah anggota gerakan Doomsday Preppers, yang meyakini setiap orang harus bersiap untuk menghadapi akhir dunia yang kacau balau.

Mantan kakak iparnya, Marsha mengatakan, Nancy mengubah rumahnya layaknya benteng. "Nancy memiliki filosofi survivalis, itulah sebabnya dia menimbun senjata. Untuk pertahanan."

Nancy juga menimbun bahan pangan. "Dia dibesarkan di sebuah peternakan di New Hampshire, terampil memakai senjata. Kami bicara soal persiapan kiamat juga kondisi perekonomian runtuh." (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini