Sukses

TKI Satinah Terancam Pancung, Kemenakertrans Tolak Tawar Diyat

Kementerian masih melakukan pendekatan dengan pihak keluarga korban.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak akan melakukan penawaran uang diyat bagi TKI Satinah yang akan dihukum pancung di Arab Saudi. Alasannya, nyawa manusia tidak bisa ditawar-tawar.

"Yang kami lakukan adalah pendekatan, bukan bargaining. Kami tidak bisa bilang minta diskon dong," jelas Juru bicara Kemenakertrans, Dita Indah Sari, saat ditemui Liputan6.com di gedung Kemenakertrans, Jakarta, Rabu (12/12/2012).

Langkah Kemenakertrans di masa 'injury time' ini, menurut Dita, masih berupaya untuk melakukan pendekatan terus menerus dengan keluarga korban. Dita mengaku, hubungan yang terjalin sangat baik.

"Tapi yang jelas komunikasi kami dengan keluarga korban itu baik sekali," terang wanita yang juga Staf Ahli Menteri Muhaimin Iskandar ini.

Meski demikian, bukan berarti Kemenakertrans tidak berupaya untuk mengumpulkan uang diyat sebagai tebusan bagi Satinah. Hanya saja, Dita mengaku tidak mungkin mengumpulkan dana sedemikian besar dari Kemenakertrans dan Kemenlu saja.

"Intinya gini, Rp 25 miliar saweran dari Kementerian. Bukan hanya dari Kemenakertrans dan Kemenlu, tapi semua Kementerian bergotong royong memenuhi ini. Jadi, pemerintahan Indonesia menyiapkan diri sebaik-baiknya," ucapnya.

Satinah binti Jumadi Ahmad ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan majikan perempuannya, Nura Al Gharib di wilayah Al Gaseem, Jeddah, Arab Saudi, sekitar awal Juni 2009. Ia juga dituduh telah mencuri uang majikan sebesar 37.970 Riyal Saudi (RS). Dalam pemeriksaan di hadapan polisi, Satinah mengakui perbuatannya untuk kemudian mengalami pemenjaraan di Kota Buraidah, Provinsi Al Gaseem sejak 27 Juni 2009. (ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.