Sukses

Ahok: NEM Standar Tapi Miskin Bisa ke Sekolah Unggulan

Boleh saja mematok NEM standar. "Namun jangan dilepaskan seperti pasar bebas."

Liputan6.com, Jakarta: Nilai Ebtanas Murni (NEM) adalah segalanya ketika seorang murid hendak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Terutama ke sekolah unggulan. Sebuah aturan yang ditentang keras Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama  alias Ahok.

Menurut Ahok, boleh-boleh saja sebuah sekolah mematok NEM bagi siswa barunya. "Namun jangan dilepaskan seperti pasar bebas," kata dia Balai Kota Jakarta, Senin (19/11/2012). 

Itu jelas tak adil bagi anak-anak yang tak beruntung, yang setiap harinya bergumul dengan kesulitan hidup. "Kasihan anak dari keluarga tak mampu yang nggak bisa kursus," kata Ahok.

Ahok menambahkan, pihaknya akan membuat kuota yang mengizinkan anak tak mampu tapi memenuhi standar NEM sekolah bisa masuk ke sekolah unggulan. "Walau NEM yang lain bisa melebihi dia, tapi karena dari keluarga tak mampu, tetap bisa diterima. Jadi jangan diadu pakai nilai."

Hal ini, dia menambahkan, untuk mengurangi siswa dari keluarga tak mampu yang kemudian memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah swasta yang murah dan standarnya rendah. "Inilah yang membuat mereka (anak keluarga miskin) tak bisa bersaing."

Sebelumnya Ahok juga menyinggung topik serupa saat melakukan sidak  di SMANU MH Thamrin. Ia mengatakan, anak dari keluarga miskin tidak bisa masuk sekolah unggulan karena biayanya mahal. Tak hanya itu, mereka juga kalah saing dengan anak-anak dari keluarga berada yang mampu membayar les sehingga bisa mendapat nilai ujian tinggi. (EIN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini