Sukses

Ini Kronologi Lengkap Bentrok Berdarah di Bireuen

Bentrok dipicu isu aliran sesat. Tiga orang meninggal dunia dalam insiden ini, termasuk Tengku Aiyub.

Liputan6.com, Jakarta: Bentrok massa berlatar belakang SARA kembali terjadi di nusantara. Kali ini terjadi di Desa Jambo, Kecamatan Plimbang, Kabupaten Bireuen, Aceh, Jumat malam hingga Sabtu dini hari tadi. Total, tiga orang meninggal dunia dan 10 orang luka-luka akibat insiden itu.

Massa mendatangi rumah  Tengku Aiyub, 47 tahun, seorang guru ngaji yang diduga menyebarkan aliran sesat. "Pada sekira pukul 22.00 berkumpul sekitar 500 orang mendatangi rumah tersebut," kata  Kapolres  Bireuen, AKBP Yuri Karsono, menjelaskan kronologi kejadian kepada Liputan6.com, Sabtu 17 November 2012.

Namun,  pada saat massa hendak mendekat, perlawanan datang dari Tengku Aiyub dan pengikutnya. "Dengan menggunakan sebilah parang. Sehingga menyebabkan 1 orang meninggal dunia dan 9 orang luka-luka dari pihak massa," kata Kapolres.

Dia menjelaskan, personel Polres dan Polsek sudah berupaya menghadang tindakan kedua belah pihak. Namun, massa makin beringas karena jatuh korban dari pihak mereka. "Jumlah massa makin bertambah sekitar 1.500 orang," kata Kapolres.

Dalam situasi terjepit itulah, personel Polres yang mengamankan rumah Tengku Aiyun berhasil melarikan salah satu pengikut yang terluka parah ke Mapolres Bireuen.

Sementara personel Polres dan Polsek, personel Brimob dan dibantu oleh anggota Kodim dan Koramil tidak dapat mendekati TKP yang berjarak 3 km dari jalan besar. Dihadang massa.

"Untuk menghindari bentrok dengan masyarakat personel tetap siaga di luar lokasi sambil memonitor situasi di TKP. Pada sekira pukul 02.30, personel yang berada di TKP tidak dapat lagi membendung massa sehingga massa menjadi leluasa untuk merusak dan menghakimi Tengku. Aiyub."

Akibatnya, dua korban jiwa kembali jatuh. "Tengku Aiyub dan seorang pengikutnya," kata Kapolres.

Selain nyawa, bentrok juga menyebabkan  kerugian material berupa bangunan rumah serta satu unit mobil Avanza. "Setelah itu massa mulai membubarkan diri. Situasi saat ini sudah dapat dikendalikan , anggota masih melakukan pengamanan di lapangan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini