Jakarta di Bawah Kepemimpinan Jokowi - Ahok

Liputan6.com, Jakarta: DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki gaya yang berbeda.

Jokowi dinilai lebih kalem dan senang masuk ke kampung warga melihat langsung persoalan yang ada di masyarakat. Seperti saat membagikan langsung kartu Jakarta Sehat untuk warga di Cilincing, Jakarta Utara hingga berkunjung langsung ke sekolah yang ambruk. Tindakan spontan Jokowi tersebut membuat warga terkaget-kaget.

Jokowi pun dinilai akrab dengan wartawan. Bila sudah pusing menghadapi berondongan pertanyaan wartawan, pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 silam ini juga tidak pernah marah. Kepala mantan Walikota Solo itu terkadang menempelkan jidat kepalanya ke pintu untuk beristirahat sejenak. "Beginilah gaya Jokowi kalau sudah pusing," ujarnya yang disambut tawa sejumlah wartawan.

Berbeda dengan sosok Ahok yang punya gaya koboi. Mantan Bupati Belitung ceplas-ceplos apa adanya seperti dalam rapat dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Tak heran bila ada yang merasa sakit hati dan melaporkannya pada gubernur.

"Sekali lagi mohon maaf dengan gaya bicara saya mungkin terlalu kasar. Ya, saya terima," ujar Ahok.

Latar belakang Ahok sebagai pengusaha membuat dirinya mengerti betul berapa banyak anggaran yang dibutuhkan untuk sebuah proyek. Ia menilai anggaran yang diajukan dinas PU terlalu tinggi. Karena itu anggaran diminta terpaksa dipangkas agar pemerintah DKI bisa berhemat.

Gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok mendobrak garis-garis birokrasi yang berbelit mengingatkan pada sosok Ali Sadikin, Mantan Gubernur DKI Jakarta era 1966-1977.

Pengamat Betawi JJ Rizal mengatakan gebrakan yang dilakukan diharapkan bisa memberantas mafia birokrasi yang seringkali menghambat. Masyarakat juga berharap hal positif gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok sehingga membawa kemajuan bagi warga Jakarta.(ADI)