Sukses

Pemerintah Diyakini 99,9% Tak Berani Naikkan Harga BBM 2013

DPR sudah membolehkan pemerintah menaikkan harga BBM di tahun 2013 setelah RUU APBN 2013 disetujui menjadi UU. Meski begitu pemerintah diyakini tidak akan pernah berani menaikkan harga BBM tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta: DPR sudah membolehkan pemerintah menaikkan harga BBM di tahun 2013 setelah RUU APBN 2013 disetujui menjadi UU. Meski begitu pemerintah diyakini tidak akan pernah berani menaikkan harga BBM tahun depan.

"99,9 persen pemerintah tidak akan berani menaikkan harga BBM 2013. Peluang menaikkan BBM 0,1% pun baru bisa terjadi kalau ada tekanan eskternal yang begitu kuat seperti dari Bank Dunia yang selalu mengingatkan pentingnya mencabut subsidi BBM," kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro dalam perbincangannya dengan liputan6.com melalui telepon, Rabu (23/10).

Komaidi menilai ungkapan pemerintah yang mengatakan ada peluang menaikkan harga BBM di 2013 hanya lip service semata. Ini karena ada ketidakkonsistenan dari data-data yang ada.

Ketidakkonsistenan rencana kenaikan BBM dengan data yang ada adalah:

1. Kuota bahan bakar minyak bersubsidi tahun depan justru ditambah menjadi 46 juta kiloliter yang naik dari 2012 sebesar 40 juta kiloliter.

"Jika pemerintah memang berniat menaikkan harga BBM, tentunya kuota bahan bakar minyak bersubsidi akan tetap atau dikurangi bukan justru ditambah," kata Komaidi

2. APBN 2013 adalah APBN politis, karena kebijakannya mendekati masa pemilu yang justru penguasa sedang tidak ingin berlawanan dengan rakyat.

"Sebenarnya harga BBM itu sudah harus naik sejak 2 tahun lalu, dan masa-masa 2 tahun lalu itu lebih memungkinkan ketimbang pemerintah menaikkannya menjelang pemilu," ujar Komaidi.

3. Dalam APBN 2013 juga ada kebijakan mengambang bahwa kenaikan harga BBM itu 'Dapat' bukan 'Wajib'. "Jadi ini wacana yang mengambang," katanya.

Jika mengikuti target Letter of Intent (LoI) IMF yang terdahulu, maka pemerintah harus menghapus subsidi BBM menjadi nol di tahun 2014. Tapi dengan kondisi saat ini saja yang masih ada subsidi 46 juta kiloliter, maka target zero subsidi itu akan sulit dilakukan.

Lalu kenapa jika tidak berani menaikkan harga BBM, pemerintah selalu mengeluarkan wacana kenaikan harga BBM tahun depan?

"Ini bukan wacana yang pertama kali, tapi sudah berkali-kali. Seperti orang main golf ketika dipukul kiri-kanan, bola itu entah larinya kemana, begitulah selama ini yang terjadi," kata Komaidi.

Bisa jadi menurut Komaidi, pemerintah ingin terlihat oleh dunia luar bahwa mereka berupaya menurunkan subsidi. Tapi lama-kelamaan pelaku pasar akan paham juga bahwa ini lagi-lagi hanya wacana.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.