Sukses

Serunya Jadi Anggota UKM Robotik Sikonek

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki UKM Robotik Sikonek (sistem kontrol dan elektronika) yang berdiri awal 2010 lalu. Hingga kini telah mengikuti berbagai kontes seperti KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia) dan KRI (Kontes Roket Indonesia).

Citizen6, Sumatera Utara: Cara membuat robot bagi kebanyakan orang pada umumnya adalah hal yang sulit. Apalagi kita tahu bahwa membuat robot bukanlah seperti merakit mainan biasa yang jika sudah terkumpul alat-alatnya langsung bisa dirakit dan digunakan. Membuat robot tidak mengandalkan kemampuan sendiri, ide sih boleh. Namun pada proses pengerjaannya kita tidak dapat bekerja sendiri tentunya, kita membutuhkan tim. Mulai dari rangkaian komponen, pemerograman sampai pada konstruksi robot, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan itu semua, maka kerja tim lah yang paling utama.

Bicara tentang proses pembuatan, bicara juga tentang jenis robot dan konstruksinya. Kalau buat robot sederhana, dalam satu minggu bisa siap. Yang dimaksud dengan robot sederhana itu adalah robot yang bisa maju, mundur, belok kanan dan belok kiri. Namun, kalau proyeknya sudah besar, misalnya robot pemadam api, atau robot yang bisa memanjat dinding, pengerjaannya sedikit rumit, bisa memakan waktu satu sampai dua bulan. Biaya pembuatan robot, untuk yang sederhana seperti robot line follower menghabiskan dana 800 ribu sampai satu juta untuk sekali produksi. Kalau robot jenis lainnya bisa sampai puluhan juta, karena selain sparepart, bahan konstruksinya juga cukup mahal apalagi bagi kalangan mahasiswa.

Fanry Maulana Aditito, merupakan salah satu mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (USU). Ia merupakan anggota dari UKM Robotik Sikonek (sistem kontrol dan elektronika), yang berdiri awal Januari 2010 lalu. Anggota dari UKM Sikonek ini terdiri dari sekitar tiga puluhan mahasiswa dari berbagai jurusan di USU. Anggota-anggotanya didominasi oleh mahasiswa jurusan Teknik, Ilmu Komputer, dan yang fantastis adalah mahasiswa jurusan Antropologi dan Ilmu Komunikasi. Fanry mengatakan bahwa dalam UKM Sikonek ini, sering diadakan sharing pengetahuan tentang robot dan setiap minggunya selalu diadakan proses belajar mengenai sistem, elektronika dan kontrol, yang nantinya bisa menjadi sebuah robot.

Jurusan Ilmu komunikasi yang tidak memiliki dasar-dasar elektronika ataupun pengetahuan tentang robotik tidak menghalangi minatnya untuk mempelajari tentang hal tersebut. Ia turut serta aktif dalam UKM Sikonek. Yang mendasari dirinya suka kepada robot adalah karena Ia suka komputer dan semua yang berhubungan dengan komputer. Namun, karena Fanry mengambil jurusan IPS pada waktu SMA, dan mengambil mengambil jalur PMP untuk masuk perguruan tinggi, Ia jadi tidak berhak untuk mengambil jurusan TI ataupun ilmu komputer. Jadi, meskipun Ia bukan dari kalangan IT, tapi karena sudah terlanjur suka dengan komputer, jadi dirinya ingin mengembangkan kemampuan dan alhasil bergabunglah Fanry dengan UKM Sikonek ini.

Jenis-jenis robot yang pernah dibuat UKM ini adalah Line Follower, Fire Brigader robot dan satu Playload Rocket. Meskipun baru berdiri awal 2010, Robotik Sikonek sangat aktif mengikuti berbagai kontes, seperti KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia) dan KRI (Kontes Roket Indonesia). Meskipun belum mendapatkan penghargaan yang spesial, tapi anak-anak di robotik tetap solid dan tetap meneruskan untuk mengembangkan robot. Menurut Fanry, manfaat dari membuat robot ini untuk pribadinya adalah lebih kepada kepuasan tersendiri karena bisa paham mengenai dunia robot. Karena tidak semua orang bisa mendapat pengetahuan tentang robot, seperti yang kita ketahui, untuk kursus membuat robot saja membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Fanry memiliki keinginan untuk mengajarkan kepada adik kelasnya yang berminat tentang robotik ini. Meskipun dirinya belum begitu mahir dalam membuat robot, apalagi untuk memprogram sebuah robot, namun untuk hal konstruksi dia cukup menguasainya. Fanry juga mengatakan bahwa sesedikit apapun ilmu, tidak ada salahnya untuk dibagi, agar semua orang bisa faham sedikit tentang defenisi dari robot tersebut dan setidaknya memberi pengetahuan juga untuk mereka. (Pengirim: Fanry)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini