Sukses

Seniman Menyambut Hujan

Para seniman solo dan mancanegara menggelar aksi di Kampung Sewu, kawasan yang selama ini dikenal sebagai kawasan langganan banjir. Di tempat ini, mereka juga berdoa agar musim hujan kali ini tidak lagi membawa bencana bagi warga sekitar.

Liputan6.com, Solo: Menaiki forklift, dalang wayang suket Slamet Gundono mulai membacakan mantra dan doa-doa dengan memainkan wayang kesayangannya yang terbuat dari suket atau rumput. Di tengah warga Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/12), ia berdoa agar setiap tetes hujan yang turun ke bumi menjadi berkah bagi penduduk bumi. Hujan diharapkan tidak lagi menjadi bencana banjir atau segala yang merugikan masyarakat.

Tak hanya tampil seorang diri, aksi dalang wayang suket ini juga diikuti seniman Solo dan mancanegara. Mereka mengekspresikan hujan dalam berbagai gerakan dan tarian.

Sejumlah warga pun dilibatkan dalam kesenian ini dengan mengenakan seragam para ibu zaman dahulu. Zaman dulu, bila terjadi hujan deras yang disertai angin kencang, para ibu keluar rumah sambil membuang nasi basi dan garam di halaman rumah dan di atas genteng dengan menyanyikan beragam lagu. Tradisi ini dilakukan agar hujan maupun angin segera reda dan tidak membawa bencana.

Kesenian Festival Hujan ini merupakan gagasan yang muncul dari rasa keprihatinan komunitas seniman di Solo. Mereka melihat fenomena hujan selalu identik dengan negatif. Selama ini, bila hujan turun, segala aktivitas masyarakat bakal terhenti dan akan dilanjutkan bila hujan reda.

Aksi para seniman ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga Kampung Sewu di tengah ancaman banjir yang dapat terjadi kapan pun.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini