Sukses

KPAI: Pengedar Narkoba Kini Incar Anak Usia 9 Bulan

Komisoner KPAI Siti Hikmah mengungkap, saat ini telah terjadi regenerasi pangsa pasar narkoba di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Komisoner KPAI Siti Hikmah mengungkap, saat ini telah terjadi regenerasi pangsa pasar narkoba di Indonesia. Para pengedar, kini mengincar anak usia terendah yakni 9 bulan.

"Berdasarkan data tahun 2017 yang kita miliki 87 juta anak maksimal usia 18 tahun tercatat 5,9 jutanya terpapar narkoba. Di antaranya sejumlah 1,2% anak adalah pecandu narkoba," ujar Hikmah di Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Pergeseran target pasar ini salah satunya sebagai akibat pergeseran pola asuh orangtua.

"Saat orangtua memiliki anak, mereka tidak memikirkan lebih lanjut bagaimana mendidik dan mengawasi mereka. Biasanya mereka (orangtua) hanya menyerahkan ke pembantu untuk urus anak. Ini yang jadi penyebab bergesernya pola asuh," ungkapnya.

Deputi Bidang Pencegahan BNN Ali Djohardi menambahkan, bergesernya target pasar pengedar ini akibat pergaulan di luar sekolah, pengaruh berkembangnya IT, dan dunia perfiman yang belum efektif mengedukasi terkait bahaya narkoba.

"Faktor bergesernya ini karena pergaulan di luar sekolah. Bukan di sekolah atau di rumah, jadi karena lingkungan teman sepermainan. IT juga jadi salah satu faktor pendukungnya, transaksi narkoba sebagian besar itu online. Nah anak-anak dari kecil saja sudah dikenalkan IT," ujar Ali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Pencegahan

Upaya-upaya dapat dilakukan untuk mencegah anak terpapar narkoba. Seperti memberitahu anak untuk tidak mudah percaya orang asing dan tidak menerima barang dari orang asing.

Kasubdit Pengawasan Produk Tembakau BPOM Muriana Hutabarat mengungkap, dalam menjalankan aksinya pengedar narkoba memanfaatkan kepolosan anak-anak.

"Pengedar ini manfaatkan kepolosan anak untuk menyodorkan makanan dan minuman yang telah mengandung narkotika," ujarnya.

Badan POM dari 2013 sudah kerja sama dengan sekolah untuk pengamanan makanan anak. "Kami sudah dari 2013 kerjasama dengan sekolah-sekolah, seperti untuk menguji mutu makanan, dan kegiatan kami tidak menutup kemungkinan pengawasan narkoba juga," tutur dia.

"Selama ini kami belum pernah menemukan jajanan yang mengandung narkoba," ucap Muriana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.