Sukses

Diangkat Sebagai Warga Muhammadiyah, Ketua DPR Ajak Perangi Hoax

Pemikiran Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo, dinilai sejalan dengan visi Muhammadiyah.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo resmi diangkat sebagai warga Muhammadiyah. Pemikiran Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo, dinilai sejalan dengan visi Muhammadiyah.

"Sangat bangga menjadi bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Walaupun hari ini saya baru disematkan baju batik resmi Muhammadiyah," kata Bamsoet di Jakarta, Minggu (25/2/2018).

Politikus Partai Golkar ini menyoroti khusus Suara Muhammadiyah. Ia berharap media itu dapat berkembang dan melewati tantangan bisnis media yang semakin berat.

Apalagi saat ini tak sedikit media konvensional gulung tikar akibat tidak dapat menyesuiakan perubahan zaman.

"Saya angkat topi karena Suara Muhammadiyah yang sudah berusia 103 tahun bisa tetap survive dan menjadi media terlama yang masih terbit serta eksis," ujar dia.

Menurut Bamsoet, kekuatan Suara Muhammadiyah terletak pada kreativitas dan inovasi anak-anak muda yang menggawanginya. Mantan Ketua Komisi III DPR ini juga menyatakan keprihatinannya atas maraknya berita bohong atau hoaks yang menyesatkan masyarakat dan cenderung mengadu domba.

"Saya harap Suara Muhammadiyah bisa menjadi media yang membawa pencerahan ditengah berseliwerannya berita hoaks di berbagai media sosial. Ini tugas sekaligus tantangan besar bagi kita semua agar membawa masyarakat terbebas dari hoaks," Basmoet menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jihad Lawan Narkoba

Sebelumnya, Jajaran Bea Cukai Kepulauan Riau menangkap kapal ikan Win Long BH 2998 di Kepulauan Riau lantaran diduga mengangkut narkoba jenis sabu berjumlah 3 ton. Petugas masih terus memeriksa kapal berbendera Taiwan itu berikut ABK-nya.

Ketua DPR Bambang Soesatyo mengapresiasi keberhasilan jajaran Bea Cukai Kepulauan Riau dalam operasi tersebut. Kabar tentang penangkapan kapal pengangkut sabu itu sudah terdengar kesekian kalinya setelah kasus sabu 1,6 ton di Batam.

"Saya sangat geram mendengar kabar bahwa masih ada sindikat bandar narkoba yang coba menyelundupkan sabu ke negara kita, bahkan hingga sebanyak tiga ton,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet, Jakarta, Sabtu (24/2/2018).

Bamsoet mengajak semua pihak turut melakukan jihad memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Hal itu merupakan satu-satunya cara demi mewujudkan Indonesia yang bebas narkoba.

“Tidak ada langkah lain, selain kita harus jihad melawan narkoba. Kita harus mampu membangun kesadaran bersama bahwa memakai narkoba sama saja dengan merusak diri sendiri, keluarga dan bangsa," kata dia.

Kalau kesadaran kolektif sudah terbangun, lanjut Bamsoet, dalam waktu dekat narkoba tidak akan laku di pasaran Indonesia.

Dia menambahkan, gencarnya penyelundupan narkoba melalui wilayah Kepri itu membuatnya makin khawatir. Karena itu, Polri harus mengusutnya hingga tuntas.

“Ini sudah sangat keterlaluan dan mengkhawatirkan. Saya akan minta Kapolri mengusut tuntas sampai ke akarnya," sambungnya.

Bamsoet lantas teringat informasi dari Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso tentang adanya 5 ton sabu senilai Rp 10 triliun yang akan masuk Indonesia melalui Batam. BNN memperoleh info itu dari intelijen China.

Ternyata info itu valid. Aparat telah mengamankan hampir 5 ton sabu dalam tiga kali operasi di perairan Kepri di sekitar Batam. Tangkapan pertama 1 ton di Batam.

Tangkapan kedua 1,6 ton pekan lalu juga di Batam. Adapun tangkapan ketiga pada Jumat 23 Februari 2018 yang diduga sekitar 3 ton sabu di perairan yang sama.

Karena itu, Bamsoet ingin penindakan yang dilakukan aparat bukan hanya kepada para awak kapal yang membawa narkoba, melainkan juga memburu bandar besarnya.

"Tak hanya awak kapal, bandar harus diusut tuntas. Tak peduli bandar sindikat lokal ataupun internasional, kita akan sikat semua," tegas Bamsoet.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.