Sukses

Anggaran MRT Fase Kedua Bertambah, Ini Tanggapan Plt Gubernur DKI

Pembangunan MRT fase dua diperpanjang dari Bundaran HI hingga Ancol Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, anggaran yang bertambah untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) fase dua arah Bundaran HI hingga Ancol Timur adalah untuk kebutuhan rakyat. Sebab, manfaat pembangunan MRT tidak hanya untuk jangka pendek dan menengah tetapi lebih manfaat jangka panjang.

"Begini prinsipnya, untuk membangun terkadang dinilai pasti mengeluarkan uang. Tapi uang tersebut tidak berarti membuang jika kita keluarkan untuk hal yang bermanfaat," kata Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).

Selain itu, dia menyatakan MRT merupakan suatu terobosan untuk mengatasi persoalan kemacetan di Jakarta. Oleh karena itu, pembangunan MRT fase kedua yang pengerjaan diperpanjang dari Bundaran HI hingga Ancol, tidak lagi Bundaran HI hingga Kampung Bandan harus dipandang positif.

"Maka itu perspektifnya lebih positif saja. Ini sekaligus modernisasi Jakarta sesuai dengan visi Jakarta baru, untuk menjadikan kota skala internasional yang baik," tutur dia.

Karena itu, Soni panggilan akrab dari Sumarsono mengimbau untuk terus mengambil sisi positifnya saja dari pembangunan MRT fase kedua.

"Ini kita yang posisikan, jangan ambil sisi negatifnya, ini merupakan pengeluaran yang terbaik," ujar Soni.

Presiden Jokowi memperhatikan bor raksasa yang digunakan untuk pengerjaan terowongan bawah tanah  MRT di kawasan Setiabudi, Jakarta, Kamis (22/2). Proyek MRT ditargetkan siap beroperasi pada Maret 2019 mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

MRT Fase Kedua Bundaran HI-Ancol

Anggaran untuk pengerjaan MRT fase kedua dari Bundaran HI ke Ancol bisa mencapai dua kali lipat dari anggaran sebelumnya karena ada penambahan jalur. Tadinya, jalur MRT hanya sampai Kampung Bandan, tetapi kemudian diperpanjang hingga Ancol Timur.

"Awalnya itu Rp 23 triliun, jadi karena naik dua kali lipat kurang lebih Rp 38 triliun," ucap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tuty Kusumawaty di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat 3 Maret 2017.

Rencana pembangunan MRT fase kedua ini pun dipercepat. Awalnya fase kedua pengerjaan akan dilaksanakan pada 2019 dan kemudian direncanakan mulai pada 2018.

Tuty Kusumawati mengatakan, percepatan pembangunan MRT tahap dua ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Gubernur DKI Jakarta Ahok dan Presiden Jokowi di konstruksi bawah tanah beberapa waktu lalu.

"Jadi ini dipercepat di tahun 2018, serta perubahan rute ini diakibatkan di Kampung Bandan tidak memungkinkan dibangun depo sehingga diperpanjang trayeknya dari 8,5 kilometer menjadi 14,6 kilometer," ucap Tuty.

Sementara, DPRD DKI Jakarta berencana membentuk panitia khusus (Pansus) terkait adanya perubahan rute MRT fase dua dari Bundaran HI-Kampung Bandan menjadi rute Bundaran HI hingga Ancol Timur.

Menurut Wakil DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik terdapat kejanggalan terkait perubahan tersebut. Dia beralasan saat memutuskan rute Bundaran HI hingga Kampung Bandan pasti sudah melakukan kajian sebelumnya.

"Apalagi dengan alasan di Kampung Bandan tidak terdapat lahan. Ini menurut saya alasan yang tidak rasional," kata Taufik di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa 7 Maret 2017.

Selain itu, kata dia perubahan rute MRT ini menambah biaya sebesar Rp 11 triliun dan ditanggung oleh APBD DKI Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini