Sukses

Harapan Anak Sulung Dodi Triono terhadap Perampok di Rumahnya

Keluarga Dodi Triono berterima kasih kepada jajaran Polda Metro Jaya atas kerja kerasnya mengungkap dalang pembunuhan keluarganya.

Liputan6.com, Jakarta Keluarga almarhum Dodi Triono, korban perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polda Metro Jaya atas kerja kerasnya mengungkap dalang pembunuhan keluarganya.

"Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan kerja keras atas bantuan Bapak Kapolda dan seluruh jajaran, atas tertangkapnya pelaku," ucap putra sulung Dodi Triono, Detri usai tahlilan, di Pulomas, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017) malam.

Detri pun meminta, agar para perampok sadis yang telah menewaskan enam orang itu, dihukum maksimal. "Semoga dapat tuntas (kasusnya), (tersangka) diberikan hukuman yang maksimal sesuai dengan perbuatannya," dia menegaskan.

"Saya hanya menyarankan, hukuman semaksimal mungkin, sesuai dengan pasal yang dapat dikenakan. Menurut saya kalau memang tujuannya perampokan, tidaklah perlu mengambil nyawa seseorang, apalagi sampai enam orang (meninggal) seperti itu," Detri menandaskan.

Sebanyak 11 orang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Enam orang tewas dan lima lainnya luka-luka akibat penyekapan yang baru diketahui pada Selasa, 27 Desember pagi itu.

Enam korban tewas perampokan sadis Pulomas itu adalah pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.

Sementara lima korban selamat perampokan sadis Pulomas, yakni anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13), serta empat asisten rumah tangga bernama Emi (41), Fitriani (23), Santi (22), dan Windy (23).

Empat tersangka perampokan sadis Pulomas tersebut, kini telah meringkuk di tahanan Mapolda Metro Jaya. Namun seorang tersangka yang sekaligus pentolan perampokan itu, Ramlan Butarbutar, tewas akibat kehabisan darah usai tertembak polisi di kedua kakinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.