Sukses

Top 3: Kapolri Curigai Ada Upaya Makar dalam Demo 25 November

Simak Top 3 News edisi Selasa pagi, 22 November 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mensinyalir adanya upaya makar dalam unjuk rasa 25 November mendatang. Yakni, ada upaya dari massa aksi untuk menduduki Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Selain itu, seorang warga melaporkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke polisi, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal News hingga Selasa (22/11/2016) pagi.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Kapolri: Ada Upaya Makar dalam Demo 25 November dengan Kuasai DPR

Rupanya, banyak pertimbangan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sebelum memutuskan melanjutkan kasus Ahok.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mencurigai adanya gerakan makar dalam aksi yang akan digelar pada 25 November 2016 mendatang. Karena itu, sambung Tito, pihaknya bersama TNI akan siap menjaga dan mengawal aksi tersebut dengan mempertebal pengamanan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Menurut Tito, pada aksi 25 November 2016 mendatang ada usaha dari massa aksi untuk menduduki kantor dewan tersebut.

"Ada upaya-upaya, rapat-rapat yang sudah kita pelajari dengan agenda politik lain. Di antaranya upaya melakukan makar. Beberapa kelompok yang ingin masuk dalam DPR dan berusaha untuk dalam tanda petik menguasai DPR," ucap Tito saat memberikan keterangan pers di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin, 21 November 2016.

"Kita akan lakukan upaya pencegahan dengan memperkuat gedung DPR MPR sekaligus juga membuat rencana kontigensi," Kapolri menambahkan.

Selengkapnya...

2. Lagi, Seorang Warga Laporkan Ahok ke Polisi

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) enggan tagih janji Habiburokhman. (Satria Yudha Baskara/Liputan6.com)

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali dilaporkan ke Bareskrim Polri. Ahok dituduh telah menyebarkan fitnah karena menyebut massa demonstrasi 4 November 2016 lalu dibayar Rp 500 ribu.

Pelaporan itu dilakukan oleh Sam Aliano bernomor LP/1159/XI/2016/Bareskrim. Usai membuat laporan, Sam menyampaikan ada tiga hal penting.

Dia meminta Ahok untuk membuktikan pihak siapa yang telah memberikan bayaran Rp 500 ribu kepada demonstran 4 November 2016 yang berjumlah sebanyak kurang lebih 2 juta orang.

Yang kedua, dia meminta Ahok untuk membuktikan siapa saja yang menerima Rp 500 ribu. Ketiga, Ahok telah menyudutkan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo. Ahok menyebut Jokowi sangat mengetahui tentang pemberian uang Rp 500 ribu kepada demonstran.

"Oleh karena itu, Ahok harus bertanggung jawab. Bagaimana Presiden Republik Indonesia mengetahuinya? Jika Ahok tidak memberikan penjelasan, maka Ahok diduga melakukan kebohongan publik dan atau memberi keterangan palsu," ucap Sam di Kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 21 November 2016.

Selengkapnya...

3. Panglima TNI: Kami Cari Aktor dan Sutradara Demo 2 Desember

Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberi sambutan dihadapan para peserta saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Ditjen Pajak di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (7/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo menegaskan, pihak intelijen TNI dan Polri bekerja sama mencari otak yang mengajak aksi demonstrasi 2 Desember.

"Kerja sama intelijen TNI dan Polri untuk melihat, mencari, dan menemukan siapa pun yang mengajak demo, baik sutradara maupun aktornya," kata Gatot usai menggelar pertemuan dengan Kapolri di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin, 21 November 2016.

"Diidentifikasi, mereka yang bertanggung jawab. Tidak hanya yang mengajukan izin ke Polri. Selanjutnya, bila seperti yang dikatakan Polri bahwa ada tindakan makar, bukan urusan Polri saja, tapi TNI," Gatot menambahkan.

Jenderal Gatot mengatakan, jajarannya siap mengamankan Indonesia dari segala bentuk perpecahan. Salah satunya, ancaman perpecahan makar atau penggulingan pemerintah.

"Untuk diketahui masyarakat, prajurit TNI sudah memenuhi syarat-syarat. Untuk melakukan jihad, prajurit saya bukan penakut," kata Jenderal Gatot.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini