Sukses

Jusuf Kalla: Jangan Berpikir tentang Jatuhnya Pemerintahan Terus

Jusuf Kalla menegaskan kritik terhadap pemerintah sangat diperbolehkan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar peristiwa besar yang terjadi pada masa lalu tidak dikenang sebagai kejatuhan pemerintahan.

"Kalau pikirannya jatuh suatu pemerintahan terus, itu jangan. Siklus 20 tahunan itu kan bukan siklus jatuhnya pemerintahan. Harus juga lihat kemajuannya," tutur Jusuf Kalla yang disambut gelak tawa di Ballroom Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu (12/11/2016).

Hal itu dia katakan untuk menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang menyatakan bahwa dalam sejarah Indonesia, ada semacam siklus 20 tahunan. Di mana dalam siklus itu ada peristiwa besar yang membuat pemerintah jatuh.

Meski demikian, Jusuf Kalla menegaskan, kritik terhadap pemerintah diperbolehkan.

"Kritikan silakan, tapi dahulukan kemajuan. Di sinilah Wapres juga hadir untuk mendengarkan kritikan itu," ujar Jusuf Kalla.

Pada Pembukaan Kongres Nasional I Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI), Fahri Hamzah mengatakan dalam sejarah Indonesia terjadi siklus 20 tahunan. Di mana Indonesia memiliki energi baru.

"Dalam sejarah Indonesia, ada timeline 20 tahunan. Indonesia muncul energi barunya. Baru meledak 20 tahunan," ujar Fahri.

Misalnya, kata dia, pada 1908 didirikannya Budi Utomo sebuah organisasi untuk melawan penjajahan. Kemudian tahun 1928 muncul semangat para pemuda yang ingin melawan penjajahan sehingga muncullah Sumpah Pemuda. Lalu pada 1968 dilanjutkan 1998 di mana terjadi gerakan massa yang menjatuhkan pemerintahan Orde Baru.

"Tahun 1968 kemudian 1998 di mana Orde Baru tumbang setelah 32 tahun ada," ucap Fahri.

Fahri adalah Ketua KAMMI pertama yang menjadi tokoh sentral sepanjang aksi-aksi demonstrasi mahasiswa pada tahun 1998.

Selain Jusuf Kalla, kongres juga dihadiri oleh Ketua DPR Ade Komaruddin, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, dan Fahri Hamzah. Ada pula politikus Golkar Idrus Marham dan beberapa tokoh. Acara juga dihadiri oleh 2.000 anak muda aktivis KAMMI dan alumni KAMMI dari berbagai daerah di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.