Sukses

Yusril: Masih Ada Waktu Bagi Ahok untuk Minta Maaf

Kata Yusril, jika Ahok memohon maaf dengan tulus, umat Islam tentu akan membukakan pintu maaf.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai masih ada waktu bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk minta maaf kepada umat Islam menjelang demo 4 November 2016.

"Masih ada waktu bagi dirinya untuk meminta maaf dengan tulus kepada umat Islam dengan cara mengakui kesalahan atas ucapannya terkait dengan Alquran Surat Al Maidah ayat 51," ujar Yusril kepada Liputan6.com, Selasa (1/11/2016).

Ahok, kata Yusril,  harus berjanji akan mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh agar dapat memahami pikiran dan perasaan umat Islam. Sebab, dia hidup di tengah-tengah mayoritas umat Islam di negara ini.

"Islam yang besar ini takkan goyah hanya karena  nistaan yang dianggap dilakukan seorang Ahok. Ahok terlalu kecil untuk merendahkan kebesaran Islam," ujar dia.

Hukum, kata Yusril, harus ditegakkan. Tapi jika Ahok memohon maaf dengan tulus, umat Islam tentu akan membukakan pintu maaf.

"Ahok memang sudah minta maaf. Tapi dengan gaya bahasa Ahok yang khas, permohonan maafnya dinilai kurang tulus," kata Yusril.

Sehingga, Yusril berpendapat jika Ahok tidak merasa bersalah, apalagi menyesal atas ucapannya. "Seperti dikatakannya, Ahok minta maaf karena ucapannya menimbulkan kegaduhan, bukan mengaku salah dan menyesal atas ucapannya. Permintaan maaf seperti itu tidak meredakan kejengkelan. Eskalasi kejengkelan malah makin besar," lanjut dia.

Menurut Yusril, demo besar yang direncanakan 4 November tidak perlu ada jika negara menegakkan hukum dengan keadilan dan kepastian.

"Karena aparat penegak hukum kurang sigap, bahkan dianggap cenderung melindungi Ahok, maka timbullah tekanan agar Ahok segera diperiksa, bahkan ditangkap," ujar dia.

Yusril juga menegaskan jika sikap Ahok yang datang ke Bareskrim Polri untuk melakukan klarifikasi, tidak dikenal dalam hukum acara.

Dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok, kata dia, dilakukan menjelang kampanye Pilkada DKI menjadi akumulasi ketersinggungan dan kemarahan sebagian umat Islam, yang karena ucapan-ucapan Ahok yang sering menyinggung agama. Namun, kata dia, akumulasi kejengkelan ini dapat pula dimanfaatkan untuk beragam kepentingan politik sesaat yang berada di luar agenda kepentingan umat Islam.

"Demo besar 4 November kini tak dapat dihindari lagi. Maka saya mengajak, marilah kita sama-sama menjaga demo ini agar tidak berubah menjadi kerusuhan dan tindak kekerasan yang pasti akan merugikan kepentingan bangsa kita seluruhnya," ujar Yusril.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
    Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

    Ahok

  • Yusril Ihza Mahendra adalah pengacara, politikus, mantan menteri, dan kini mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta
    Yusril Ihza Mahendra adalah pengacara, politikus, mantan menteri, dan kini mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta

    Yusril Ihza Mahendra

  • Demo 4 November adalah aksi unjuk rasa yang dikoordinasi oleh sejumlah organisasi massa Islam di Jakarta.
    Demo 4 November adalah aksi unjuk rasa yang dikoordinasi oleh sejumlah organisasi massa Islam di Jakarta.

    Demo 4 November