Sukses

7 'Perang' untuk Lumpuhkan Santoso Selama 2016

Baku tembak merupakan risiko yang harus dihadapi Satgas Tinombala untuk memburu Santoso dan anggotanya.

Liputan6.com, Jakarta - Licin bagai belut. Tidak mudah menumpas kelompok sipil bersenjata Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Santoso dan kelompoknya yang telah melarikan diri ke Poso, Sulawesi Tengah sejak 2012, terlalu mengenal medan pedalaman di wilayah tersebut.

Walau kalah pengetahuan tentang medan 'perang' itu, Satgas Camar Maleo dan Tinombala tidak menyerah begitu saja. Usahanya pun tidak sia-sia. Satu per satu anggota kelompok itu ditangkap.

Baku tembak merupakan risiko yang harus dihadapi untuk memburu 29 anggota kelompok tersebut yang telah masuk daftar pencarian orang.

Terakhir, sang amir, Santoso ditembak mati bersama anggotanya, Mukhtar, yang sebelumnya diduga Basri. Kini, Satgas Tinombala memprediksi sisa anggota MIT tidak lebih dari 20 orang.

Menurut catatan Liputan6.com, ada tujuh tembak-menembak antara satgas dan kelompok MIT selama 2016. Berikut tujuh peristiwa tersebut:

1. Selasa, 19 Januari 2016

Usai peristiwa bom bunuh diri di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016, operasi pengejaran teroris jaringan Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso terus berlanjut. Pada operasi gabungan TNI-Polri ini, dua anggota kelompok Santoso ditangkap.

Pada penangkapan yang berlangsung Selasa 19 Januari 2016 itu, seorang terduga teroris tewas ditembak. Sementara satu lainnya ditangkap hidup-hidup.

2. Minggu, 28 Februari 2016

Fonda Amar Sholihin alias Dodo, seorang anggota kelompok Santoso tewas dalam kontak senjata dengan aparat gabungan TNI-Polri di Desa Torire, Lore Tengah, Poso, Sulawesi Tengah.

Dia tewas dalam operasi perburuan kelompok Santoso bersandi Camar Maleo IV. Jenazah Fonda Amar Sholihin dimakamkan di Tempat Pemakaman Muslim, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Jumat, 18 Maret 2016. Sejumlah pemuda yang ikut mengiringi pemakaman Fonda terlihat membawa bendera mirip dengan lambang ISIS.

3. Selasa, 15 Maret 2016

Tim gabungan TNI-Polri kembali terlibat baku tembak dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Pada peristiwa itu, dua terduga teroris Poso tewas. Baku tembak terjadi di Desa Talabosa, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso, Selasa 15 Maret 2016 sekitar pukul 08.30 Wita.

Baku tembak itu bermula saat tim TNI dan Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016 sedang berpatroli. Satgas kemudian menemukan empat anggota kelompok Santoso. Kontak senjata pun tidak terhindarkan hingga dua terduga teroris tewas setelah terkena tembakan.

4. Jumat, 22 April 2016

Dua anggota dari kelompok Santoso yang bertugas sebagai kurir logistik yakni Ibad alias Amri dan Syamsul alias Muhammad Son Haji dipastikan menjadi korban tewas akibat baku tembak yang dilakukan Tim Satgas Gabungan Operasi Tinombala di kawasan Pegunungan Napu, Kecamatan Lore, Kabupaten Poso.

Kejadian bermula ketika sekitar pukul 11.15 Wita, tim intel Satgas dihampiri dua anggota kelompok MIT yang menanyakan rumah Badri, warga Desa Padalembara. Kemudian mereka curiga karena ketika ditanya asal-usulnya, kedua orang itu mengaku berasal dari Medan tapi dengan logat bicara mirip aksen orang Madura.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

5-7

5. Minggu, 15 Mei 2016-Senin, 17 Mei 2016

Tiga anggota kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) tewas setelah baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di pelosok hutan Poso, Sulawesi Tengah. Baku tembak terjadi pada Minggu 15 Mei dan 17 Mei 2016.

Sebelum terjadi kontak senjata, Satgas Operasi Tinombala yang masuk ke hutan pegunungan Uwe Mayue, memberikan tembakan peringatan. Pada baku tembak itu, tiga anggota Santoso tewas di tempat. Mereka adalah Aco alias Sucipto, Yazid alias Taufik, dan Rima.

Kemudian pada 17 Mei, ketika berupaya mengevakuasi jenazah Yazid alias Taufik, dan Rima, satgas kembali terlibat baku tembak. Satu terduga teroris kembali tewas dan diketahui bernama Aco alias Sucipto. Tetapi, jenazah Aco baru dievakuasi pada Selasa 24 Mei 2016

6. Kamis, 16 Juni 2016

Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala kembali menangkap satu anggota kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, Kamis 16 Juni 2016.

Dia ditangkap saat sedang sakit. Terduga teroris yang bernama Samil ini selalu bergandengan dengan Santoso.

Samil punya peran penting dalam pelarian Santoso yakni bertugas sebagai penghapus jejak.

7. Senin, 18 Juli 2016

Senin 18 Juli 2016 pukul 18.30 Wita, menjadi akhir dari pelarian Santoso. Buron teroris dan anak buahnya, Mukhtar, tewas setelah baku tembak dengan tim Alfa 29 dari TNI.

Baku tembak itu terjadi di pegunungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Baku tembak pecah setelah adanya patroli yang dilakukan tim Alfa di seputaran tempat kejadian perkara. Selain menewaskan keduanya, tim Alfa 29 juga mengamankan satu pucuk senjata api organik jenis M-16 beserta beberapa amunisi aktif dan selongsong amunisi. (Winda Prisilia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.