Sukses

KSAD: Negara Lain Curiga Saat TNI Menangi Lomba Menembak

Mantan Pangkostrad itu menilai, apa yang dilakukan oleh tuan rumah, hanya untuk melemahkan kekuatan kontingen Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat, (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menyebut Australia sempat ingin menelisik lebih jauh kekuatan kontingen Indonesia di ajang lomba tembak tahunan, Australian Armys Skill at Arms Military (AASAM).

Bahkan, Negera Kanguru yang bertindak sebagai tuan rumah ingin membongkar senjata yang digunakan TNI AD untuk mengecek rahasia dibalik senapan dan pistol produksi PT Pindad.

"Sudah banyak yang melihat senjata kita. Dulu sempat ingin dibongkar oleh Australia, tapi kita tidak izinkan karena sudah diperiksa kok dicek lagi," ujar Mulyono usai memberikan penghargaan terhadap 19 peserta AASAM di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Mantan Pangkostrad itu menilai, apa yang dilakukan oleh tuan rumah, hanya untuk melemahkan kekuatan kontingen Indonesia. "Itu untuk melemahkan kita saja, jadi tidak kita izinkan," imbuh dia.

Mulyono meminta agar anak buahnya bekerja keras mempertahankan prestasi tersebut. Sebab, persaingan tahun depan bakal berlangsung lebih ketat. Terlebih negara peserta AASAM 2017 rencananya akan ditambah menjadi 35 negara.

"Kita adakan evaluasi dari hasil prestasi kemarin apa. Pasti kita yakin negara-negara lain juga mengintip (kekuatan Indonesia)," ucap dia.

Pindad Hadiahi Senjata Baru

Kemenangan Kontingen TNI AD di ajang Australian Armys Skill at Arms Military (AASAM) membuat bangga Indonesia. Apalagi sentaja yang dipakai adalah senjata buatan Indonesia.

Dirut PT Pindad Silmy Karim memastikan pihaknya bakal lebih dekat dan erat dengan TNI dalam hal senjata. Tak hanya itu, Pindad juga dilibatkan dalam setiap pembelian alutsista oleh TNI AD. Bahkan, dalam pembelian main battle tank (MBT) Leopard, PT Pindad juga terlibat pada transfer of tehcnology (ToT).


"PT Pindad itu bukan lembaga yang istilahnya mencari keuntungan semata, tetapi bagaimana kita membangun kekuatan pertahanan TNI. Untuk tank Leopard, PT Pindad dilibatkan dalam perawatan," ujar Silmy di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Selain itu, PT Pindad juga menargetkan bakal memproduksi tank sendiri. Namun, hal tersebut merujuk pada renstra TNI yang telah digariskan oleh Kemenhan.

"Tentu ada target membuat tank sendiri, tetapi tentu sesuai restra," imbuh dia tanpa merinci jangka waktu target tersebut.

Namun, Silmy menjanjikan bakal meluncurkan senjata baru pada awal Juni mendatang. Rencananya, senjata jenis pistol dan senjata laras panjang akan diperkenalkan ke Kementerian Pertahanan.

"Nanti, tunggu awal Juni kita akan launching beberapa senjata di Kemhan. Kita sampaikan untuk keperluan TNI," ucap Silmy.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurang 100 Tank Lagi



Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono memastikan prajurit darat telah menerima delapan main battle tank (MBT) Leopard. Sehingga jumlah alutsista jenis tersebut saat ini telah berjumlah sebanyak 50 unit.

"Sekarang ada sekitar 50 unit, masih kurang 100 tank lagi," ujar Mulyono usai memberikan penghargaan terhadap kontingen AASAM, di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Mantan Pangkostrad itu memastikan, 100 unit sisanya, bakal dikirimkan secara bertahap hingga 2019 mendatang. Adapun puluhan tank tersebut, telah ditempatkan di unit Batalyon Kavaleri (Yonkav) Kostrad.

"Bertahap sampai Renstra 2019, yang jelas (Leopard) kita pusatkan dulu di Yonkav Kostrad itu sudah lengkap dengan senjata dan amunisi yang kita pesan," kata dia.

Meski demikian, Mulyono mengaku pihaknya masih melakukan kajian lokasi penempatan tank Leopard. Namun, alutsista tersebut saat ini masih dalam perawatan dan pemeliharaan TNI AD.

"Nanti lokasi akan kita kaji kembali. Kita akan berusaha mengumpulkan satu paket untuk pengadaan alutsista itu tetap dipelihara. Sekarang sedang dalam tahap pemeliharaan, jadi kalau kita kita gunakan terus terjadi apa-apa, kita kembalikan ke mereka," ucap Mulyono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini