Sukses


MPR: Masyarakat Perbatasan Butuh Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

Sosialisasi 4 pilar kebangsaan dinilai sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Anggaran MPR Idris Laena menerima delegasi Musyawarah Keluarga Gotong Royong (MKGR) DKI Jakarta. Dalam pertemuan itu, MPR menyerap pendapat dan aspirasi organisasi yang bernaung di bawah Partai Golkar itu terkait tugas MPR.

"Mereka ingin memberikan masukan terkait tugas MPR karena seperti yang kita ketahui tugas MPR adalah sosialisasi 4 pilar. Jadi mereka memberi masukan-masukan dan saya bertanggung jawab anggaran MPR, maka masukan ini kita perlukan untuk anggaran 2016/2017," kata Idris di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/4/2016).

Ia menilai pendapat dan aspirasi dari MKGR ini sangat penting bagi program-program MPR ke depan agar menjadi lebih baik.

"Ini penting sekali bahwa program kita ke depan harus lebih baik dan masukan dari masyarakat sangat penting supaya kita bisa dapat pengayaan program-program MPR ke depan," ujar Idris.

 

Ia pun berjanji menyampaikan seluruh masukan dari MKGR kepada para pimpinan MPR. Sedangkan hasil evaluasi dari kegiatan MPR, Idris menjelaskan saat ini sedang bekerja sama dengan sebuah lembaga independen guna melakukan semacam survei efektivitas sosialisasi yang telah dilakukan MPR.

"Akan disurvei efektif atau tidak (sosialisasi 4 pilar). Kalau tidak, formatnya akan diperbaiki. Tapi sejauh ini masukan yang kami peroleh, masyarakat sangat membutuhkan," papar dia.

Idris menuturkan, sosialisasi 4 pilar MPR hasilnya sangat dirasakan masyarakat. Mereka bahkan ingin kegiatannya lebih dari itu.

"Terakhir, masyarakat di luar negeri sudah minta, mereka bilang perlu sosialisasi yang bisa mereka rasakan," kata dia.

Selama ini banyak ormas yang ingin menyalurkan aspirasi dan pendapat ke MPR. Mereka juga banyak yang ingin turut membantu sosialisasi 4 pilar tersebut. Bahkan masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri juga mengikuti acara ini.

"Selama ini, masyarakat Indonesia terutama di perbatasan ingin mendapat siraman pemahaman kebangsaan. Mereka adalah orang tua yang anak-anaknya lahir di luar negeri atau di daerah perbatasan. Tak hanya masyarakat di luar negeri yang ingin mendapat sosialisasi, masyarakat di desa pun ingin mendapat acara serupa," jelas Idris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini