Sukses

5 Fakta tentang Wanita Hamil Korban Mutilasi di Tangerang

Nuri tewas mengenaskan di rumah kontrakannya di Jalan H Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita hamil 7 bulan ditemukan tewas mengenaskan di rumah kontrakannya di Jalan H Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu 13 April 2016.

Hasil penyelidikan, korban diketahui adalah Nur Astiyah atau Nuri, warga Malingping, Lebak, Banten.

Penemuan korban berawal ketika saksi Muplihah (23) mencium bau tidak sedap dari kontrakan korban. Kepada petugas kepolisian Polsek Cikupa, Muplihah mengaku enggan membuka pintu kontrakan lantaran khawatir menemukan mayat, hingga akhirnya bau busuk itu dilaporkan ke Polsek setempat.



Benar saja, saat pintu kontrakan berhasil dibuka, sosok jasad perempuan yang diduga tengah hamil sudah dalam posisi tewas mengenaskan.

Kematian Nuri menyisakan cerita miris. Selain Jasadnya yang terpotong-potong, pelaku diduga kuat adalah orang dekat.

Berikut 5 fakta miris tewasnya Nur Astiyah atau Nuri:  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Bagian Tubuh Terpisah

Jasar Nuri ditemukan di rumah kontrakannya di Jalan H Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. 

Saat ditemukan, kondisi Nuri sudah tidak lagi utuh. Kaki dan tangan korban terbungkus plastik. Sementara badannya tergeletak begitu saja di kamar.

Tidak hanya itu, potongan lain yakni kedua tangan dan kaki yang diduga milik Nuri ditemukan warga di kawasan Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Potongan tubuh itu ditemukan pada Rabu 13 April 2016 malam.

"Iya tadi malam, sekitar habis Isya ada ribut-ribut. Warga di sekitar sana menemukan potongan tangan sama kaki di semak-semak," ujar seorang warga, Saepul, Kamis (15/4/2016) pagi.

Dia mengatakan, potongan tangan dan kaki tersebut dibungkus menggunakan plastik hitam berukuran besar. Warga langsung melaporkan temuan tersebut ke Polsek Tigaraksa. Sebab warga menduga potongan tubuh itu merupakan milik jasad ibu hamil yang ditemukan pagi harinya di Cikupa.

"Jarak Cikupa kemari kan cukup jauh, tapi kami dengar di sana ada temuan mayat mutilasi. Makanya kami pikir ini salah satu potongan tubuhnya," kata Saepul.

3 dari 6 halaman

2. Dipotong dengan Gergaji

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan, Agus diduga memotong satu per satu bagian tubuh Nuri dengan sebilah gergaji. Hal tersebut terlihat dari bekas luka potongan yang rapi di setiap bagian sendi.

"Kalau korban meninggal, jelas karena mutilasi. Kedua tangan dan kakinya dipotong, tetapi kepala korban masih utuh, menyatu dengan badan. Diduga pelaku memakai gergaji karena bekas luka rapi," jelas Musyafak ketika berbincang dengan Liputan6.com, Senin 18 April 2016.

Ditanyai mengenai ada tidaknya tindak penganiayaan sebelum Agus memutilasi Nuri, dia menilai hal tersebut tidak penting untuk didalami karena menurutnya Agus jelas-jelas ingin mengakhiri hidup istri sirinya yang sedang hamil 7 bulan tersebut.

"Jadi tidak penting jika dikatakan sebelumnya dianiaya atau tidak. Pelaku tega memutilasi korban, artinya sudah ada keinginan berbuat hal yang sangat jahat kepada korban," kata Musyafak.

Pernyataan itu selaras dengan kesaksian salah satu pegawai Rumah Makan Gumarang, tempat korban dan pelaku bertemu. Sumber Liputan6.com tersebut berujar saksi kunci yang berperan membuang potongan tubuh Nuri, Eri sempat mengambil gergaji dan kantong plastik sampah di restoran.

4 dari 6 halaman

3. Dikenali dari Daster

Keluarga membenarkan korban mutilasi di kontrakannya RT 012 RW 01, Kampung Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, adalah Nur Astiyah atau Nuri.

"Keluarga korban mengenalinya melalui baju daster yang ditemukan petugas kami di lapangan," ujar Kapolresta Tangerang Komisaris Besar Irman Sugema, di Tangerang, Senin 18 April 2016.

Irman menjelaskan, daster tersebut kini dibawa ke Malingping untuk mencocokan DNA Nuri. Pihaknya masih menunggu hasil DNA dari tim DVI.

"Kalau untuk penyebab kematian, ada berapa tanda aniayanya, kami masih menunggu hasil dari DVI," kata dia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, jajaran Kecamatan Malingping tengah berkoordinasi dengan keluarga Nuri. Tujuannya, terkait pemulangan jenazah.

5 dari 6 halaman

4. Pelaku Orang Dekat

Nur Astiyah atau Nuri (34) yang tengah hamil 7 bulan menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan mengenaskan karena termutilasi.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi menduga, pembunuhnya adalah Kusmayadi alias Agus, warga Kampung Jambu RT02/02 Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pria itu kini menjadi buron.

Diduga, Agus dan Nuri telah menikah siri. Sumber di kepolisian menyebutkan, pria yang diduga memutilasi Nuri menikah di bawah tangan tanpa sepengetahuan istri pertamanya.

"Istri pertamanya orang Bogor, katanya lagi sakit di sana," ungkap petugas polisi yang enggan disebutkan identitasnya.

Diduga karena ada desakan dari korban untuk segera mengesahkan hubungan mereka, membuat Agus marah hingga membabi buta.

6 dari 6 halaman

5. Kerja di Tempat Sama

Nur Astiyah atau Nuri diketahui bekerja di tempat yang sama dengan terduga pelaku, Kusmayadi alias Agus.

Wendri, Kepala Bagian Manajemen Rumah Makan Gumarang, Jalan Raya Serang KM 18, Cibadak, Kabupaten Tangerang, mengakui bahwa Agus dan korban, Nur Astiyah, pernah bekerja di rumah makan tersebut.

"Keduanya memang pernah kerja di sini," kata Wendri, di Tangerang, Senin 18 April 2016.

Agus sudah bekerja sebagai kepala rumah makan itu sejak enam bulan lalu. Pengalamannya memimpin sebuah rumah makan membuat pihak manajemen memilih Agus. Sementara Nuri bekerja sebagai kasir.

"Saya pikirnya keduanya hanya memiliki hubungan antara atasan dan bawahan saja. Enggak lebih dari itu," kata Wendri.

Apalagi Agus sudah memiliki istri dan seorang anak di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan Nuri memiliki dua anak di Malingping, Banten.

Wendri menyatakan, selama bekerja Agus kerap membolos. "Jadi sebelum rame-rame gini, beberapa hari sebelumnya dia juga sudah enggak masuk kerja," kata Wendri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini