Sukses

UN Berbasis Komputer Terhalang Listrik

Mendikbud Anies Baswedan mengakui masih banyak kekurangan dari ujian berbasis komputer ini. Misalnya kendala infrastruktur seperti listrik.

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan sidak Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Hang Tuah 1, Surabaya, Senin 4 April 2016.

Rombongan Mendikbud tiba di SMA Hang Tuah 1 di Jalan Lumba Lumba, Surabaya didampingi langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Kemudian ada pula Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Syaiful Rachman, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Untuk UNBK alhamdulillah berjalan baik, sekarang saya di Surabaya dan menyaksikan langsung, ini salah satu contoh persiapan yang cukup baik," kata Anies di Surabaya, Senin 4 April 2016.

Dia berharap ke depan akan lebih banyak lagi sekolah yang menggunakan komputer. Sebab, komputer itu tidak hanya untuk ujian tetapi pembelajaran siswa.

"Secara nasional yang sudah berbasis komputer tahun lalu ada 440 sekolah, 107 ribu peserta. Tahun ini meningkat menjadi 921 ribu peserta, jadi meningkat 9 kali lipat," kata dia.


Menurut Anies, dengan UNBK ini, distribusi soal tidak lagi menjadi masalah. Selain itu, hasil ujian nasional juga lebih akurat.

"Karena integritas ujiannya lebih terjamin, kalau dahulu kita sering menyaksikan ada bantuan-bantuan untuk pengerjaan soal, sekarang sudah tidak bisa dilakukan," papar Anies.

Anies mengakui masih banyak kekurangan dari ujian berbasis komputer ini. Misalnya kendala infrastruktur, komunikasi, listrik dan transportasi.

"Kami tidak mengejar pada pergantian sistem UNBK, namun peningkatan mutu pendidikan," ujar Anies.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengakui infrastruktur di daerahnya masih belum lengkap untuk melaksanakan UNBK.

"Soal infrastruktur seperti disampaikan Menteri soal listrik, genset dan perlu adanya UPS. Prinsipnya ini terus bergerak ke sana," kata Soekarwo.

Sementara, di wilayah Jawa Timur hanya Madura saja yang masih kekurangan listrik.

"Listrik di Madura baru 61 persen. Tinggal Madura saja," ujar pria yang karib disapa Pakde Karwo itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.