Sukses

Tarif Angkot Melambung Pasca-Penerapan Satu Arah di Kebun Raya

Kenaikan terjadi gila-gilaan, satu rute kenikan mencapai Rp 2 ribu

Liputan6.com, Bogor - Penerapan uji coba Sistem Satu Arah (SSA) seputaran Kebun Raya berdampak terhadap kenaikan tarif angkutan kota (angkot) di Kota Bogor.

Kondisi tersebut dikeluhkan penumpang lantaran pemilik dan sopir angkot menaikan tarif dilakukan secara sepihak.

"Seharusnya penurunan harga BBM diikuti turunnya tarif angkot, ini malah naik," keluh Rasmala, karyawan Bogor Trade Mall, Senin (4/4/2016).

Rasmala mengaku tarif yang diberlakukan tidak seperti hari sebelumnya. Dari Gunung Batu hingga BTM, biasanya ia hanya membayar Rp 3.500. Namun, Senin siang, perempuan berusia 21 tahun ini terpaksa harus membayar tarif angkot sebesar Rp 5.000.

Sistem satu arah di Bogor

"Saya tanya, alasan sopir karena rute sekarang jaraknya jauh harus mengitari Kebun Raya melintasi jalur Sistem Satu Arah," kata dia.

Saepudin, sopir angkot 02 jurusan Sukasari-Bubulak membenarkan adanya kenaikan tarif. Menurutnya, ia dan sopir lain terpaksa harus menaikkan tarif angkot karena dampak dari uji coba sistem satu arah berdampak terhadap penambahan kebutuhanBBM.


"Bayangkan saja kalau harus memutari Kebun Raya, jaraknya jadi lebih jauh, belum lagi macetnya. Ya wajar tarif kami naikkan," kata Saepudin.

Meski demikian, ia mengaku tidak mematok dengan tarif sebesar Rp 5.000, akan tetapi disesuaikan dengan jarak tempuh.

"Penumpang sudah banyak yang ngerti kok. Kalau dari Sukasari ke Pasar Bogor bayar Rp 4.000-Rp 5.000. Kalau sampai Bubulak Rp 6.000," kata dia.

Sementara itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor Muhamad Ishak mengatakan, meski pemerintah pusat menurunkan harga BBM per tanggal 1 April 2016 lalu, namun Pemkot Bogor sepakat tidak akan menurunkan tarif angkot di Kota Bogor.

"Tarif masih tetap menggunakan yang lama," kata dia.

Menurut Ishak, penurunan harga BBM tidak berdampak terhadap penurunan harga suku cadang kendaraan.

"Harga suku cadang dan onderdil mobil masih tetap mahal, bahkan kebutuhan hidup sopir masih tetap tinggi," ujar Ishak.

Uji Coba 1 Arah Seputar Kebun Raya Diperpanjang

Pemerintah Kota Bogor memperpanjang penerapan uji coba Sistem Satu Arah di seputaran Kebun Raya Bogor.

Perpanjangan uji coba yang dilaksanakan hingga 18 April 2016 mengacu pada kesepakatan unsur Muspida Kota Bogor, Senin (4/4/2016). Yaitu, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan sarana dan prasarana serta sosialisasi sebagai penunjang program tersebut.

"Dalam waktu dua minggu ini akan dilakukan perbaikan sesuai apa yang tadi disampaikan dalam rapat bersama Muspida," kata Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto usai rapat evaluasi penerapan uji coba SSA di Ruang Rapat 3 Balai Kota Bogor.

Bima menyebutkan perbaikan tersebut di antaranya sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Selain itu menata Pedagang Kaki Lima (PKL), parkir liar, memberikan pemahaman kepada sopir agar angkot tidak berhenti sembarangan, dan penambahan rambu-rambu.

Lalu lintas di kota Bogor lumpuh akibat uji coba satu arah. Sementara itu, ruang kerja Ketua Komisi D DPRD DKI dipasang garis larangan.

"Kemudian nanti akan ada juga pengerjaan fisik separator yang ada di depan Rumah Sakit PMI," jelas Bima.

Di sisi lain, perpanjangan uji coba SSA juga dilakukan agar tidak menggangu pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA yang baru akan berakhir Selasa 11 April 2016.

"Jadi polanya belum normal terhadap siswa kelas satu dan kelas dua yang saat ini sedang libur. Baru setelah itu normal," tuturnya.

Secara umum, Bima mengklaim uji coba SSA selam empat hari itu berjalan cukup baik, meski ada beberapa ruas jalan alternatif yang mengalami kemacetan akibat dampak sistem satu arah ini.

"Ya, ke depan ini kami evaluasi. Yang penting, sudah tahu apa yang meski dilakukan supaya program tersebut berjalan lancar tanpa ada kemacetan," pungkas Bima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.