Sukses

5 Kontraktor Ditangkap Terkait Flyover Ambruk India

Polisi juga menyegel kantor IVRCL di Kolkata, kontraktor pembangun flyover yang ambruk di India.

Liputan6.com, Kolkata - Lima pejabat dari perusahaan konstruksi yang membangun flyover ambruk di Kolkata, India ditangkap kepolisian.

"Kelima orang dari perusahaan perusahaan IVRCL Infrastructure Co ditahan untuk ditanyai tentang jalan layang ambruk di lingkungan sibuk, yang meninggalkan tumpukan besar beton dan batang logam bengkok," kata polisi Kolkata seperti dikutip dari CBS News, Jumat (1/4/2016).

Polisi juga menyegel kantor IVRCL-- perusahaan yang menandatangani kontrak pada tahun 2007 untuk membangun jalan layang yang tak kunjung rampung hingga 9 tahun lamanya -- di Kolkata.

Sebelumnya, polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki pejabat perusahaan atas tuduhan bersalah terkait pembunuhan dan pelanggaran pidana.

Menteri negara bagian Bengal Barat menyalahkan perusahaan bangunan dan pemerintah sebelumnya yang telah menugaskan proyek. Pejabat lainnya balas dengan tuduhan ada permainan politik di dalamnya.

Perusahaan pembangun jalan layang itu terkejut dengan musibah tersebut. Salah satu pejabat senior mengatakan dalam sebuah konferensi pers, bahwa musibah itu adalah kehendak Dewa karena mereka memiliki catatan keamanan kerja yang baik.  

Pembangunan jalan layang Vivekanand di bagian utara ibukota Kolkata diharapkan akan selesai dalam dua tahun ketika kontrak ditandatangani pada tahun 2007 oleh IVRCL yang berpusat di Hyderabad. Tapi tidak ada yang kaget jika perusahaan melampaui anggaran dan tenggat waktu yang telah ditentukan.

Banyak proyek di India tertunda akibat pengembangnya terlibat kasus korupsi. Lain terkendala kualitas buruk material yang digunakan, pengawasan tidak memadai, standar keselamatan yang buruk bagi pekerja atau mencemoohkan langsung dari kode bangunan.

Insiden tragis terkait infrastruktur runtuh, baik akibat bangunan lama maupun dalam proses pembangunan, kerap terjadi di India.

Musibah jalan layang yang ambruk pada Kamis 31 Maret 2016 itu berada daerah Girish Park. Sejauh ini 23 orang dilaporkan tewas, sementara puluhan lainnya luka-luka.

Petugas pun berjibaku dengan waktu menyelamatkan 150 orang yang dikawatirkan masih terjebak di bawah reruntuhan jalan layang ambruk tersebut. Anjing pelacak, bor hingga sensor pendeteksi gerak dan ratusan petugas dikerahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.