Sukses

RI Kecam Keras Aksi Teror yang Tewaskan 26 Orang di Belgia

Insiden teror beruntun di Belgia menuai kecaman dari pemerintah RI.

Liputan6.com, Brussel - Indonesia mengecam keras aksi teror di beberapa lokasi di Brussel, Belgia yang terjadi pada Selasa pagi waktu setempat. Apalagi peristiwa tersebut menelan korban baik meninggal maupun luka-luka.

Insiden teror beruntun di Belgia itu pun menuai kecaman dari pemerintah RI.

"Indonesia kembali menegaskan bahwa aksi terorisme atau kekerasan dalam bentuk dan untuk alasan apapun tidak dapat ditoleransi. Pemerintah Indonesia mengajak komunitas internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi radikalisme dan melawan terorisme," demikian disampaikan pihak KBRI Brussel dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (22/3/2016).

Selain itu, pemerintah dan rakyat Indonesia juga menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Belgia. Khususnya kepada korban dan keluarga korban.

2 ledakan yang terjadi di Bandara Internasional Brussel, Zaventem serta di stasiun metro menyebabkan 26 orang tewas dan puluhan orang luka-luka. 11 orang tewas di bandar udara, sementara 15 lainnya di stasiun kereta bawah tanah.

"Hingga saat ini tidak diterima laporan adanya WNI yang menjadi korban dalam serangan teror tersebut".

Imbauan untuk WNI

Sejauh ini pihak KBRI Brussels terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit di Brussel untuk memperoleh informasi lebih jauh, mengenai kemungkinan WNI yang menjadi korban.

KBRI Brussels juga terus berkomunikasi dengan berbagai komunitas Indonesia di Belgia dan menghimbau WNI di sana agar meningkatkan kewaspadaan. Selain itu mereka juga diminta menghindari wilayah-wilayah yang dapat menjadi target serangan terorisme.

Berdasarkan catatan KBRI Brussels, saat ini terdapat 1.200 WNI di Belgia, di mana sekitar 400 orang WNI berada di daerah Brussels -- terdiri dari mahasiswa dan pekerja profesional.

Bagi warga negara Indonesia yang memerlukan informasi dapat menghubungi hotline KBRI Brussel di nomor : +32 478957214 atau +32 478405728.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.