Sukses

Top 3: Pasukan Katak Turut Cari Biang Kerok Banjir Depan Istana

Simak Top 3 News edisi Kamis sore, 3 Maret 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Komandan Detasemen IV Satuan Kopaska Koarmabar Kapten Laut Edy Tirtayasa mengatakan, 12 pasukan katak diturunkan ke dalam kali di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Mereka hendak memastikan keberadaan tumpukan bungkusan kabel yang sebelumnya ditemukan di gorong-gorong di sekitar Jalan MH Thamrin.

Selain itu, berita mengenai 'ramalan' dan siklus gempa 200 tahunan Mentawai, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal News hingga Kamis sore, 3 Maret 2016.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Pasukan Katak Ikut Cari Biang Kerok Banjir Depan Istana

Aksi pembersihan gorong-gorong tersebut sempat terhambat lantaran adanya tumpukan sedimen lumpur.

Sebanyak 12 anggota Kopaska (Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmabar Angkatan Laut melakukan aksi pembersihan gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Utara yang berada di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Pantauan Liputan6.com, aksi pasukan katak dimulai pukul 08.30 WIB. Dengan dibantu oleh petugas dari Dinas Tata Air dan petugas Pelayanan Terpadu Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), pasukan yang mengenakan atribut selam itu tampak terlihat melakukan penyelaman yang dimulai dari aliran kali penghubung Jalan Abdul Muis.

Komandan Detasemen IV Satuan Kopaska Koarmabar Kapten Laut Edy Tirtayasa mengatakan, 12 pasukan katak yang diturunkan ke dalam kali di sekitar Istana untuk memastikan keberadaan tumpukan bungkusan kabel yang sebelumnya ditemukan di gorong-gorong di sekitar Jalan MH Thamrin.

Selengkapnya baca di sini...

2. Gempa Kembali Guncang Mentawai Pagi Ini

Gempa Mentawai sempat dinyatakan berpotensi tsunami. Sementara itu, seorang korban honda jazz yang terjun di Mal di Depok dimakamkan.

Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, kembali diguncang gempa. Gempa susulan terjadi pagi ini, Kamis (3/3/2016), pukul 07.10.52 WIB.

Info BMKG menyebutkan, gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter terjadi di 4.58 Lintang Selatan dan 94.56 Bujur Timur atau 598 km Barat Daya Kepulauan Mentawai. Gempa berada di kedalam 10 Km.

Gempa ini merupakan susulan setelah gempa berkekuatan besar yakni 7,8 SR mengguncang Mentawai Rabu malam tadi. Besarnya getaran gempa memicu dikeluarkannya peringatan tsunami, sehingga masyarakat di Padang panik untuk menyelamatkan diri.

Belakangan peringatan tsunami dicabut dan warga di Padang kembali ke rumah mereka. BMKG secara resmi mengakhiri peringatan dini tsunami tepat pada pukul 22.32.42 WIB. Pantai barat Sumatera dinyatakan aman sehingga bagi masyarakat pesisir pantai yang sempat melakukan evakuasi diimbau untuk kembali ke rumah-masing.

Selengkapnya baca di sini...

3.'Ramalan' dan Siklus Gempa 200 Tahunan Mentawai

Potensi gempa 8,9 SR Sumatera, persiapan harus dilakukan masyarakat (www.earthobservatory.sg/Siaga.org)
Prediksi mengerikan diucapkan Brian Tucker, Presiden GeoHazards pascagempa Nepal yang meluluhlantakkan Kathmandu kaki pegunungan Himalaya pada Sabtu 25 April 2015.

"Jika Anda bertanya, di mana gempa besar berikutnya akan terjadi, bukti yang paling kuat mengarah ke lepas pantai Sumatera," kata dia, seperti dikutip dari Time.

GeoHazards adalah lembaga nonprofit asal California, Amerika Serikat, yang mengampanyekan pengurangan risiko bencana alam di daerah-daerah paling rawan di dunia.

Prediksi tersebut kini 'terbukti' -- meski tak sepenuhnya terjadi. Pada Rabu 2 Maret 2016, lindu besar dengan kekuatan 8,3 Skala Richter (data mutakhir menunjukkan 7,8 SR) mengguncang Kepulauan Mentawai pada pukul 19.49 WIB. Namun, kekuatan gempa kemudian direvisi menjadi 7,8 SR.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, pusat gempa berada di 682 km barat daya Kepulauan Mentawai, di kedalaman 10 km, dan berpotensi memicu tsunami.

Selengkapnya baca di sini...

*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini