Sukses

29-2-1960: Gempa Tengah Malam Renggut 12 Ribu Jiwa di Maroko

Menurut warga setempat, gempa terjadi lebih dari 10 detik.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bisa terjadi kapan saja. Bahkan ketika kita terlelap. Seperti yang terjadi di Maroko, tepat 56 tahun silam atau 29 Februari 1960. Gempa berkekuatan 6,7 skala Richter mengguncang Kota Agadir Maroko pada tengah malam, tepatnya pukul 23.39 waktu setempat.

Sebagian besar wilayah Kota Agadir hancur diguncang gempa. Lokasi terparah berada di lokasi padat penduduk di Talborit. Banyak orang terkubur reruntuhan di area tersebut.

Menurut warga setempat, gempa terjadi lebih dari 10 detik. Saat itu, sebagian besar penduduk dan turis sedang tidur. Tiba-tiba guncangan datang membangunkan sebagian besar dari mereka.

Seorang turis asal Inggris mengaku saat kejadian, ia tengah berada di dalam hotel. "Ketika itu, situasinya begitu mencekam. Hanya dalam hitungan detik, bangunan runtuh," ungkap dia, seperti dimuat BBC.

 



"Lampu mendadak padam dan menjadi gelap. Aku hanya bisa duduk diam, pasrah, karena tidak bisa melihat apa-apa. Semuanya gelap," imbuh pelancong tersebut.

Turis lainnya juga menuturkan bagaimana dirinya melihat langsung bangunan runtuh. "Aku yang sedang membaca buku di kasur juga tak berkutik. Dinding terbelah dan kolaps."

Sejumlah gedung ambruk, termasuk hotel mewah Saada yang baru saja diresmikan dan markas pusat militer Maroko, The National Militia.

Beberapa menit setelah gempa reda, sejumlah tim penyelamat terjun ke lokasi untuk mengevakuasi para korban, termasuk menyelamatkan mereka yang terjebak di balik puing-puing reruntuhan.

Raja Maroko Mohammed datang ke lokasi dan memerintahkan agar dilakukan evakuasi menyeluruh dan secepat mungkin. Bantuan finansial, medis, dan pasukan militer pun berdatangan dari luar negeri untuk membantu tim internal dalam mengevakuasi para korban.

Kerja keras tim penyelamat terbayar. Ada beberapa korban yang masih bisa diselamatkan di balik reruntuhan, termasuk sejumlah anak-anak.

Secara keseluruhan, jumlah korban mencapai 12 ribu orang. Pemerintah Maroko mulai memikirkan langkah dan strategi antisipasi gempa pada masa mendatang.

Sejarah lain mencatat pada 29 Februari 1712 di Swedia diikuti tanggal 30 Februari untuk menggantikan kalender Swedia dengan kalender Julian. Tanggal 30 Februari ini menjadi fenomena langka, apalagi tanggal 29 Februari saja hanya ada di tahun kabisat setiap 4 tahun sekali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini