Sukses

MKD Verifikasi Laporan Dugaan Gratifikasi Ketua DPR Ade Komarudin

Namun, LGBT yang dimaksud Sufmi bukan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Advokasi Kebijakan Publik (LAKP) melaporkan Ketua DPR Ade Komarudin ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Dia dilaporkan atas dugaan gratifikasi berupa pesawat jet mewah dari pengusaha.

Wakil Ketua MKD‎ Sufmi Dasco Ahmad mengatakan laporan tersebut karena pria yang akrab disapa Akom ini kena sindrom LGBT. Namun, LGBT yang dimaksud Sufmi bukan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual.

"Ketua DPR ini kan termasuk LGBT, 'laki ganteng banyak temen'. Saking gantengnya banyak yang suka, banyak yang enggak (dilaporkan ke MKD)," kata Sufmi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2/2016).

Terkait pelaporan Akom tersebut, Sufmi menuturkan pihaknya sudah menerima dan tengah memverikasi alat bukti yang dilampirkan pelapor.‎

"Jadi ini kan masih dalam tahap proses verifikasi. Apakah kemudian legal standing dari yang melaporkan memenuhi unsur? Kemarin ada yang kurang, kita kasih kesempatan untuk melengkapinya," tutur Sufmi.

Saat ditanya apakah pelaporan Akom bermuatan politis, dia mengatakan semua pelaporan yang diterima MKD akan diverifikasi. Soal dilanjut atau tidak, hal tersebut tergantung hasil verifikasi.

Bantahan Akom

Ketua DPR Ade Komaruddin mengatakan fasilitas tersebut didapatkan saat berkunjung ke Sulawesi dengan ditemani pengurus SOKSI dan Bambang Soesatyo, koleganya di Partai Golkar. Pesawat jet disediakan oleh Bambang.

"Saya selalu tanya, apa ini melanggar aturan atau tidak? Tapi Mas Bambang jawab enggak," kata Akom di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa 23 Februari 2016.

Menurut dia, Bambang Soesatyo adalah komisaris di salah satu perusahaan pesawat terbang sehingga dia bisa memakai pesawat saat safari politik bersama Partai Golkar.

"Saya paham ini lagi musim musyawarah nasional Partai Golkar. Saya sampai hari ini belum menyatakan mencalonkan dan tidak mencalonkan, saya masih menghitung-hitung secara matang, enggak boleh tergesa-gesa," ujar Akom.

Dia menduga aksi itu merupakan manuver dari mereka yang merasa terganggu atas rencananya maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Dia pun meminta agar persaingan tersebut dilakukan secara sehat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini