Liputan6.com, Jakarta Detasemen 88 (Densus) Antiteror Polri menangkap 6 orang terduga teroris di Malang, Jawa Timur, beberapa hari lalu. Penangkapan tersebut diapresiasi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Luhut, polisi semakin cepat bergerak menangani terorisme dengan berbasis data dan informasi yang dimiliki.
"Saya kira itu bagus, polisi makin kita apresiasi. Dari data-data yang dipunyai, berhasil menangkap 6 orang," ujar Luhut di Jakarta, Senin (22/2/2016).
Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu menegaskan, dengan ditangkapnya 6 orang di Malang, semakin meyakinkan aksi teror di Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2016, memiliki jaringan yang luas dan saling berhubungan dengan aksi teror lainnya di Indonesia.
"Dengan menangkap itu, maka bukti-bukti tambahan bahwa mereka ada kaitan dengan (aksi teror) Thamrin. Makin jelas networking-nya dengan penangkapan itu," ucap Luhut.
Dia mengatakan, dengan penangkapan teroris di Malang, pemerintah akan mempunyai banyak data mengenai jaringan terorisme di Indonesia.
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap 6 terduga teroris di Malang, Jawa Timur. Aidin adalah terduga teroris pertama yang ditangkap di Desa Ngijo Kabupaten Malang pada Jumat 19 Februari 2016.
Sementara, 5 terduga teroris lainnya yang ditangkap yakni Badrodin alias Abu Gar warga Jalan Kamboja Nomor 43 Perumahan Green Hils, Achmad Ridho Wijaya warga Perum Griya Permata Alam Blok JM, Rudi Hadianto warga RT 1 RW 4 Desa Ngijo, M Romli warga Dusun Jetis, Mulyo Agung, Kecamatan Dau, dan Handoko alias Nazarudin warga Cilacap, Jawa Tengah.
Pada Minggu 21 Februari 2016 siang, 6 terduga teroris itu diberangkatkan dari Markas Brimob Ampeldento Malang menuju Mako Brimob Kelapa Dua, Jakarta.