Sukses

Berbahayakah Melihat Gerhana Matahari Total?

Ada fase gerhana matahari yang dibolehkan dilihat, tapi ada juga fase yang berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia pada bulan depan akan dilintasi gerhana matahari total (GMT). Sedikitnya ada 11 provinsi di Indonesia yang akan dilintasi GMT pada 9 Maret 2016 mendatang.

Mengenai itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, membeberkan penjelasan jika seseorang melihat langsung peristiwa alam yang sangat langka itu. Ada fase yang dibolehkan, tapi ada juga fase yang berbahaya.

"Jika melihatnya pada saat fase GMT terjadi, maka melihat tidak berbahaya," ujar Andi di kantor BMKG, Jakarta, Kamis (11/2/2016).

Namun, kata Andi, akan menjadi sangat berbahaya jika seseorang melihat langsung pada saat terjadi gerhana sebagian. Terutama jika seseorang melihatnya dalam durasi yang lama. Karena itu, Andi memperingatkan masyarakat agar menghindari melihat fase gerhana sebagian ini.

"Jangan melihat langsung ke arah waktu yang lama dalam fase ini," ujar dia.

Andi menjelaskan sebabnya. Kata dia, paparan cahaya matahari dengan intensitas tinggi dalam fase ini akan m‎enembus mata dan merusak lapisan retina mata yang berisi saraf sensitif.

Retina, kata dia, tidak memiliki sensor sakit. Sehingga banyak orang cenderung mengabaikannya dengan menatap langsung ke matahari dan tidak menyadari bahwa mata sedang berada dalam keadaan bahaya.

"Kerusakan pada retina akan dirasakan dalam bentuk penglihatan yang kabur selama beberapa jam sampai minggu," kata Andi.

Tak cuma itu, kerusakan mata secara permanen dapat terjadi. ‎Bahkan sampai menyebabkan kebutaan. Untuk itu, cara yang paling aman dalam mengamati matahari saat gerhana adalah menggunakan kacamata yang dilengkapi filter khusus untuk melihat matahari.

"Sedangkan kacamata hitam biasa, film foto, film rontsen, bukanlah alat yang aman untuk melihat matahari," ucap Andi.

Pun demikian bagi masyarakat yang hendak mengabadikan momen fenomena gerhana matahari total pada fase gerhana sebagian. Masyarakat diimbau agar tidak mengabadikan proses gerhana menjadi gerhana total dengan mata telanjang melalui view finder pada kamera.

"Kalau mau aman ambil gambar, tapi kita lihatnya lewat layar pada kamera," ucap Andi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.