Sukses

Suara Ribuan Buruh Tolak PHK

Ribuan buruh berdemonstrasi di depan Istana Merdeka meminta penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sejumlah perusahaan asing.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh berdemonstrasi di depan Istana Merdeka, kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (6/2/2016). Mereka meminta penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sejumlah perusahaan asing di Tanah Air.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, aksi yang dilakukan secara serempak di beberapa kota besar diikuti sekitar 30.000 buruh.

"Tuntuan aksi 30.000 buruh di hari ini adalah untuk menyuarakan dua tuntutan, menolak PHK massal terhadap buruh Indonesia serta menolak upah murah dengan pencabutan PP Nomor 78 Tahun 2015," kata Said saat turut mengawal aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, seperti dilansir Antara.

Selain di Jakarta, aksi demonstrasi buruh juga dilakukan antara lain di kawasan Bodetabek, Medan, Surabaya, Semarang dan Batam.

Ribuan buruh telah berkumpul di sekitar Bundaran Patung Kuda (Bundaran Indosat), Jakarta Pusat, sejak Sabtu pagi pukul 10.00 WIB. Mereka berjalan menuju Istana Merdeka untuk menyuarakan aspirasi dan keinginan mereka di hadapan Kantor Presiden Joko Widodo.

Selanjutnya, pukul 12.00 WIB, mereka bergerak menuju ke salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk merayakan hari jadi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) ke-17.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan elektronik asal Jepang dan Korea menutup kantor pabrik perwakilannya di Indonesia sehingga menyebabkan ribuan buruh pabrik di Tanah Air terancam diputus hubungan kerja dan menganggur.

Terkait akan hal itu, Pemerintah berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air supaya perusahaan-perusahaan meminimalkan pemberhentian tenaga kerja.

"Kami mengusahakan ekonomi tetap berjalan sehingga PHK itu berkurang, kalau perlu justru dibutuhkan tenaga kerja baru. Ekonomi digerakkan ke atas lebih baik lagi dan pertumbuhan juga lebih tinggi lagi," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini