Sukses

Polisi Paksa Jessica Mengaku Bunuh Mirna?

Jessica yang buta hukum, kata Yudi, merasa bingung dan ketakutan. Namun Krishna Murti menyangkal tuduhan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pengacara Jessica Kumala Wongso, Yudi Wibowo membeberkan sikap polisi terhadap klien yang juga sepupunya yang dinilai intimidatif.

Seperti, pada hari pertama penahanan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti disebutkan menemui Jessica saat ia tengah di-BAP. Krishna diduga menyudutkan kleinnya dengan mengatakan, jika tak mengaku, Jessica akan dihukum berat.

"30 (Januari) di ruangannya pas di-BAP, 31 di dalam tahanan," kata Yudi kepada Liputan6.com di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/2/2016).

"Kemarin malam 31, didatengin Pak Krishna lagi. Disuruh ngaku, (Jessica) ditunjukin foto-foto kalau enggak ngaku dihukum berat. Kalau ngaku 8 tahun penjara," sambung dia.


Yudi mengatakan, tak sepantasnya Krishna yang merupakan mantan Perwira Menengah Kepolisian PBB itu berperilaku seperti itu.

Jessica yang buta hukum, kata dia, merasa bingung dan ketakutan. Menurut dia, cara polisi mengintimidasi tersangka adalah 'lagu lama', yang seharusnya tidak dilakukan polisi modern.

"Itu polisi tahun '45 itu. Seperti orang curi ayam dipukuli sampai ngaku. Dia kan enggak mengerti hukum, jadi bingung. Itu enggak seharusnya dilakukan sama Pak Krishna Murti yang pernah jadi polisi PBB," tandas Yudi.

Polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka kematian Wayan Mira Salihin. Mirna meninggal usai menyeruput es kopi Vietnam di restoran Grand Indonesia pada Jumat 29 Januari lalu.

Jessica dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun, maksimal seumur hidup atau mati.

Jessica ditangkap saat menginap di Neo Hotel, Mangga Dua Square, Jakarta pada Sabtu 30 Januari pagi. Saat penangkapan, Jessica disaksikan langsung oleh kedua orangtuanya.

Kini Jessica ditahan di Mapolda Metro Jaya selama 20 hari ke depan, guna pemeriksaan intensif terkait kematian temannya itu.

Krishna Murti Membantah

Saat dikonfirmasi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti membantah penyataan penasehat hukum Jessica itu.

Krishna membenarkan ia mengunjungi Jessica di sel tahanan pada Minggu (31 Januari 2016) malam. Namun ia mengatakan, ke rumah tahanan tak khusus untuk bertemu Jessica. Krishna menerangkan, hal biasa bila pejabat memeriksa kondisi ruang tahanan, baik penjaga maupun para penghuninya. Saat itu ia mengajak bicara Jessica seputar perkaranya.

"Saya memang mengunjungi rumah tahanan. Tapi itu hal biasa kalau pejabat turun ke rumah tahanan untuk mengecek kondisi di sana seperti apa, bagaimana para tahanan. Lalu saya bertemu Jessica dan menanyakan kondisinya, bicara tentang perkaranya," terang Krishna kepada Liputan6.com, Selasa (2/2/2016).

Saat itu, lanjut Krishna, ia mengimbau agar Jessica berbicara apa adanya. Dan Jessica menanyakan tentang ancaman hukuman terkait pasal yang menjeratnya. Krishna menjawab perihal Pasal 340 di mana Jessica bisa dihukum maksimal 20 tahun penjara.

"Saya hanya meminta dia berbicara apa adanya. Lalu dia tanya 'pak kalau hukumannya gimana?, saya jawab kalau Pasal 340 itu hukumannya 20 tahun. Itu ancaman KUHP, bukan ancaman saya," ujar Krishna.

Ia merasa Yudi telah 'memelintir' isi obrolannya dengan Jessica, dengan mengatakan itu sebuah ancaman. ia menilai hal tersebut malah mengekspresikan sebuah rasa takut dari pihak Jessica, "Saya bingung omongan saya dipelintir terus di media sama pengacaranya. Kenapa over protected?"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini