Sukses

29-1-1979: Pertama dalam Sejarah, Penembakan Massal di Sekolah AS

Hari ini 37 tahun lalu, sejarah penembakan massal di sekolah AS dimulai.

Liputan6.com, San Diego - Tak ada yang menyukai Senin pagi. Namun, pada hari ini, 37 tahun yang lalu, menjadi hari Senin yang paling mengerikan dalam sejarah  penembakan massal di AS karena insiden terjadi pertama kalinya di sekolah.

Pukul 8.30. Bel sekolah berbunyi, tanda mata pelajaran dimulai di Grover Cleveland Elemntary di San Carlos California, di sebuah distrik San Diego.

Bersamaan dengan bel, suara rentetan senjata terdengar. Tubuh para murid berjatuhan. Darah di mana-mana. Butuh beberapa waktu bagi para guru, murid lainnya serta orangtua sadar, ada penembak jitu di salah satu deretan rumah seberang sekolah.

Teriakan anak-anak dan suara desingan peluru membuat sang kepala sekolah Burton Wragg berlari menolong para murid. Namun, satu butir peluru menembus dadanya. Ia tersungkur tewas.

Peluru lainnya mengenai seorang penjaga sekolah Mike Suchar yang saat itu tengah berlari ingin membantu Wragg. Para guru dan murid segara lari ke dalam sekolah, meninggalkan 4 korban di halaman sekolah. Polisi San Diego Robert Robb yang tiba pertama kali di lokasi tertembak di lehernya.

Penembakan terus berlangsung hingga satu peleton polisi membarikade jarak tembak si sniper yang tak lain adalah murid sekolah itu sendiri, Brenda Spancer.

2 orang tewas dan 9 anak terluka. Setelah 20 menit menembak dan mengepung selama 6 jam, Brenda menyerah.

Ketika ditanya penyidik, dengan enteng, remaja 16 tahun itu menjawab, "Aku hanya benci Senin. Aku melakukannya karena ingin membuat ceria hari ini. Tak ada yang suka hari Senin," ujar Brenda seperti dilansir NYDailynews.

Brenda adalah anak bungsu dari Wallace Spencer, ahli audio-visual yang ternama. Sampai kedua orangtuanya cerai 1972, ia bocah alim. Suka olahraga, pecinta hewan dan fotografer berbakat.

Keceriaan hidupnya menguap saat orangtuanya bercerai. Gadis berambut merah ini berubah menjadi 'tak lebih dari sebesar batang sabun', demikian salah seorang kerabat menggambarkan Brenda yang berubah menarik diri dari lingkungan dan aneh serta mulai pakai obat-obatan.

29-1-1979 Pertama dalam Sejarah, Penembakan Massal di Sekolah AS. Dua korban penembak jitu (NYDailyNews)

Brenda, seperti ayahnya jago menembak. Dan senjata yang dipakai untuk membinasakan sekolahnya adalah hadiah Natal dari Wallace Senior.

Kasus ini diperlakukan layaknya kriminal dewasa karena Brenda telah melakukan kejahatan serius. Dalam pengadilian ia divonis melakukan pembunuhan tingkat pertama, dengah hukuman 25 tahun di kerangkeng dan seumur hidup.

'Ibu' dari Penembakan Sekolah di AS

Permintaan pengurangan hukuman pada 2001 dan 2005 ditolak mentah-mentah oleh pengadilan. Permohonan peringanan akan terbuka lagi pada 2019.

Aksi kriminalnya itu merupakan titik awal dalam sejarah Amerika Serikat. Pertama kalinya di negara itu.

Brenda adalah 'ibu' bagi tragedi penembakan massal seperti sekolah di Sandy Hook dan Oregon. Hal tersebut ia akui sendiri pada pernyataannya tahun 2001.

"Tiap kali aku mendengar kasus penembakan di sekolah, aku merasa bertanggung jawab sebagian," ujar dia.

"Bagaimana kalau orang-orang itu terilhami oleh apa yang pernah aku lakukan?"

Aksinya mengilhami Bob Geldof, vokalis utama grup Boomtown Rats berjudul 'I don't like Mondays', mirip apa yang dikatakan oleh Brenda, 37 tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.