Sukses

Selain Menikam, Rico Bandar Narkoba Juga Rampas Senjata Api

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo memperkirakan, Rico memiliki banyak peluru senjata api.

Liputan6.com, Jakarta - Rico Pattikasih (40), pria yang diduga salah satu pengeroyok polisi di kompleks Berlan, tewas dalam baku tembak di rumah kerabatnya Jalan Narada Nomor 2, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat hari ini.

Rico diduga memiliki puluhan peluru, sehingga dapat bertahan lama melawan serangan polisi. Setelah dipastikan meninggal, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Hasil olah TKP, polisi menemukan pistol jenis revolver yang ternyata milik Kasubnit Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Heriadi Prabowo, yang ditikam di rumah bandar narkoba Oma Yola (51) di Berlan, Jalan Slamet Riyadi IV, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur Senin 18 Januari sore.

"Alhamdulillah, pistol Iptu Prabowo kini sudah berhasil kita temukan. Peluru masih ada 1, 5 sudah keluar. Dia termasuk yang menahan (menyandera) Iptu Prabowo," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto di lokasi kejadian, Jalan Narada Nomor 2, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (22/1/2016).

Eko menerangkan dalam pengeroyokan polisi di Berlan, Rico diduga menikam Iptu Prabowo dengan belati. Juga menyudutkan Bripka Taufik, Brigadir Patrik, dan 2 informannya hingga mereka melompat ke sungai Ciliwung yang berada di belakang rumah Oma Yola.

"Saat itu dia bawa belati, Ade Badak (otak pengeroyokan) membawa golok. Saat Iptu Prabowo ambruk di lorong, ada 1 pelaku yang mengambil senjata berinisial M dan diserahkan ke Rico," terang dia.


Punya Puluhan Peluru

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo memperkirakan, Rico memiliki banyak peluru senjata api. Polisi pun olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan sisa-sisa proyektil. Menurut perkiraan, Rico memiliki sekitar 60 butir peluru.

"Dia bertahan sampai 1 jam, berarti pelurunya banyak toh. Tadi sih anggota memperkirakan ada 60 butir," ujar Hendro kepada Liputan6.com di Jalan Narada Nomor 2,Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat.

Hendro mengatakan penangkapan Rico sudah diketahui, karena itu dia melepaskan tembakan lebih dulu ke arah polisi. Sesuai standar operasi prosedur (SOP), polisi melepaskan 3 kali tembakan peringatan namun tak dihiraukan, sehingga terjadilah baku tembak.

"Tadi sore kami identifikasi R ada di Tanah Tinggi, sehingga kami melakukan penggerebekan. Ternyata saudara R melawan dengan senjata api ke arah petugas. Kami beri tembakan peringatan tidak dihiraukan," kata dia.

Belajar dari banyaknya perlawanan sindikat narkotika kepada aparat, Hendro berharap, ke depan anggota kepolisian lebih waspada dan selalu sigap, melakukan upaya paksa atau melumpuhkan pelaku jika melawan.

"Kejadian di Berlan itu pelajaran supaya (polisi) lebih hati-hati dan siap melakukan upaya paksa," kata Hendro.

Rico tewas dengan posisi telungkup, setelah diberondong timah panas tim satgas gabungan dari Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan tim khusus Polda Metro Jaya. Saat disergap, dia menembaki polisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.