Sukses

Polri: Jika Santoso Tak Dikejar, Poso Bisa Menjadi Moro Kedua

Pascaperistiwa bom bunuh diri dan penembakan di Jalan MH Thamrin, pengejaran kelompok teroris Santoso semakin digencarkan.

Liputan6.com, Jakarta - Polri bersama TNI terus mengejar kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Target utama operasi bernama Tinombala ini adalah pimpinan kelompok tersebut, Santoso.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, pengejaran terhadap Santoso cs bukan tanpa alasan. Sebab ada kekhawatiran bila jaringan teroris ini kian berkembang, Poso bisa menjadi wilayah konflik seperti di Moro, Filipina.

"Karena masalahnya kalau tidak didesak, terus takut Poso menjadi Moro kedua setelah di Filipina. Jangan sampai nanti akan dijadikan basis perjuangan, basis militer karena itu berbahaya," kata Anton di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Menurut dia, pengejaran terhadap Santoso bukan hanya merupakan tugas dari kepolisian saja. Melainkan target negara, termasuk Presiden.

"Ini target negara, ini bukan kita yang menentukan, tapi seluruh komponen negara. Target negara makanya kepolisian negara republik Indonesia bukan hanya polisi termasuk Presiden, DPR menyetujui," ucap Anton.

Pascaperistiwa bom bunuh diri dan penembakan di Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Anton mengakui pengejaran terhadap kelompok teroris Santoso makin gencar. Sebab, kelompok ini diduga juga terkait dengan jaringan teroris dalang teror Jakarta pada 14 Januari 2016.

"Makanya, saat ini lebih diintensifkan. Makanya penebalan kekuatan," tandas Anton.

Di antara sebagian besar warga Filipina yang beragama Katolik, terdapat sekelompok Muslim Moro yang menganggap wilayah selatan sebagai tanah airnya. Di sana Moro Islamic Liberation Front (MILF) lahir.

Konflik selama 45 tahun antara pemerintah Filipina dan kelompok Moro dilaporkan telah menewaskan ratusan ribu orang. Juga menyebabkan 2 juta orang mengungsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini