Sukses

Taliban Ledakkan Mobil Wartawan Afghanistan, 7 Tewas

Ledakan itu menciptakan kepulan asap tebal di langit dan bunyinya terdengar cukup kuat.

Liputan6.com, Kabul - Sebuah minibus yang membawa wartawan dari saluran televisi swasta Afghanistan diserang pengebom. Kelompok militan Taliban mengaku berada di balik serangan bom bunuh diri tersebut.

"Pembom menargetkan kendaraan milik perusahaan yang bekerja dengan Tolo News, saluran berita Afghanistan pertama yang mengudara 24 jam," kata Kepala Polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi seperti dikutip dari Huffington Post, Kamis (21/1/2016).

"Serangan brutal dan pengecut seperti ini tidak akan menghentikan kita untuk melayani negara, orang-orang dan melindungi demokrasi," kata Karim Amini, seorang reporter sambil menunjukkan kendaraan terbakar dalam kondisi hitam legam di mana api membakar melalui atap dan jendela.

Setidaknya 25 orang terluka dalam ledakan bom tersebut, termasuk perempuan dan anak-anak. Serangan terjadi di dekat Kedutaan Besar Rusia di barat Kabul. Ledakan itu menciptakan kepulan asap tebal di langit dan bunyinya terdengar cukup kuat.

Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan bunuh diri di ibukota Afghanistan, yang bertepatan dengan upaya terkini proses perdamaian dengan gerilyawan Taliban yang mengalami kendala pada Juli 2015.

Sebelumnya, Taliban secara terbuka telah menyampaikan ancaman menargetkan saluran televisi itu tahun 2015 lalu. Setelah beredar laporan dugaan eksekusi, pemerkosaan, penculikan dan pelanggaran lainnya oleh kelompok tersebut selama pertempuran untuk Kunduz.

Taliban merebut kota di utara Afghanistan pada bulan Oktober 2015, keberhasilan terbesar mereka dalam pemberontakan selama 15 tahun sebelum digulingkan oleh pasukan pemerintah. Selain itu mereka juga menyatakan akan memberikan peringatan keras lainnya.

"Jika mereka tidak menghentikan kegiatan 'jahat' mereka itu, maka ini bukanlah serangan terakhir," ujar salah satu juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan melalui email.

Tolo News merupakan salah satu media paling aktif di Afghanistan selama bertahun-tahun, mempekerjakan puluhan wartawan yang kerap berada di provinsi berbahaya.

Serangan terbaru ini menambahkan daftar panjang area berbahaya bagi wartawan lokal yang bekerja di negara berperingkat 122 dari 180 di indeks kebebasan pers dunia -- berdasarkan ukuran kebebasan media yang disusun oleh Reporters Without Borders.

Kabul telah diserang bom 6 kali sejak Tahun Baru 2016. Sebelum insiden terbaru ini, pada Minggu 17 Januari sebuah rudal mendarat di dekat kedutaan Italia di Kabul, melukai 2 penjaga.

Rencananya, perwakilan keamanan dari Afghanistan, Pakistan, China dan Amerika Serikat bertemu di Kabul pekan ini. Mereka akan berdiskusi mengenai eksplorasi cara bernegosiasi untuk mengakhiri perang dengan militan selama 15 tahun, dan mendesak Taliban ikut dalam pembicaraan damai lagi.

Secara terpisah, pada Rabu 20 Januari, pemerintah AS mengeluarkan peringatan bahwa mereka telah menerima laporan militan berencana untuk menyerang sebuah hotel atau wisma yang sering dikunjungi oleh orang asing di Kabul. Kendati demikian belum ada informasi lebih lanjut mengenai waktu, lokasi atau metode serangan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini