Sukses

Ahok: LRT Tidak Dihentikan, Tapi Tunggu Kereta Cepat

Pemprov DKI menunda groundbreaking karena ada stasiun LRT yang bersinggungan dengan stasiun MRT.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah proyek ‎pembangunan Light Rail Transit (LRT) mandek.

Menurut gubernur yang akrab disapa Ahok itu, groundbreaking atau fondasi LRT yang semula dijadwalkan paling lambat akhir 2015 terpaksa ditunda.

Sebab, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memprioritaskan proyek pembangunan M‎ass Rapid Transit (MRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah lebih dulu dimulai. Dengan demikian, tidak terjadi tumpang-tindih di tengah jalan.

"Tidak dihentikan. Kita mau tunggu trase yang kereta cepat, MRT baru kita gabung. Memang kalau secara bisnis kan jadi tidak bagus," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Ahok menjelaskan, Pemprov DKI menunda groundbreaking karena ada stasiun LRT yang bersinggungan dengan stasiun MRT. Setidaknya ada 9 stasiun yang bersinggungan antara rute LRT Kelapa Gading-Pegangsaan-Kebayoran Lama dan rute MRT Timur-Barat.


Jika trase LRT dibangun lebih dulu, maka kontraktor nanti akan kesulitan untuk penggalian proyek MRT. Di samping itu, proyek MRT merupakan prioritas dari pemerintah pusat.

"Nah kalau kita bangun (LRT duluan), kan tujuan utama MRT. Ini masalah MRT telat," papar mantan Wakil Gubernur DKI itu.

Pemprov DKI juga akan memperpendek rute LRT Bandara Soekarno-Hatta-Pesing. Sebab, rute tersebut akan tumpang-tindih dengan kereta cepat bandara.

Pemprov DKI berencana membangun LRT di 7 koridor, yakni Kelapa Gading-Kebayoran Lama (21,6 km), Tanah Abang-Pulo Mas (17,6 km), Joglo-Tanah Abang (11 km), Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 km), Pesing-Kelapa Gading (20,7 km), Bandara Soekarno-Hatta-Pesing (18,5 Km), dan Cempaka Putih-Ancol (10 km).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.