Sukses

Putra Driver Go-Jek Penyelamat Korban Bom Jakarta Dapat Beasiswa

Alif masih trauma setelah melihat ayahnya di televisi saat menolong korban teror Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Alif Trianza (10), putra dari Muhamad Yunus si pengemudi Go-Jek yang menyelamatkan perempuan korban ledakan bom Jakarta, Kamis 14 Januari 2016, mendapat beasiswa dari managemen Go-Jek. Tak hanya itu, Muhamad Yunus juga mendapat pesan dari CEO Go-Jek, Nadiem Makarim.

"Pak Nadiem pesen agar rekan-rekan terinspirasi, tapi tetap tidak boleh sembrono kalau ada keadaan seperti itu," ujar Yunus (33) di tempatnya biasa mangkal di sebelah Gedung Jaya, Jalan MH Thamrin, seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/1/2016).

Meski begitu, menurut Yunus, putra semata wayangnya itu masih mengalami trauma setelah mengetahui ayahnya ikut berjibaku menyelamatkan korban ledakan.

"Anak saya melihat aksi saya di TV. Dia nangis. Dia nonton TV jam setengah tujuh malam. Dia langsung bilang ke ibunya, 'bu, ayah ada di TV! Saya enggak mau nonton ayah ada di berita'," tutur Yunus.

Alif, saat ini duduk di kelas 4 sekolah dasar (SD). Yunus mengatakan, pascaledakan dia belum pulang ke rumah lewat jam 22.00 WIB. Sehingga Alif menelepon memintanya segera pulang.

Istri Yunus yang bekerja di perusahaan farmasi, tak melarangnya untuk kembali bekerja sebagai sopir Go-Jek pasca aksi penyelamatan itu.


"Kalau istri sih sudah (tahu) sifat saya. Dia tahu saya suka nekat nolongin orang, jadi dia biasa saja. Cuma anak yang agak rewel sekarang," kata dia.

Yunus bergabung dengan Go-Jek sejak Agustus 2015, setelah 4 tahun menjadi tukang ojek pangkalan di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Keluarga Yunus tinggal di Jalan Pondok Terong, Depok, Jawa Barat. Pria asli Jakarta itu biasa berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB dan pulang sekitar pukul 23.00 WIB.

"Terus terang, saya sudah pengen cepet-cepet kembali narik, tapi belum bisa karena banyak janji bertemu orang," kata Yunus.

Ia mengakui bahwa dirinya sempat trauma setelah insiden ledakan bom dan baku tembak di kawasan Sarinah. Namun, saat ini dia mengaku tak takut.

"Saya sudah lama mangkal di sini. Sudah sering denger ledakan-ledakan, entah suara ban TransJakarta atau Metromini yang meledak. Saya tidak kagetan lagi," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.