Sukses

Kondisi Karyawan dan Pengunjung Sarinah Saat Serangan Teroris

Para karyawan di dalam gedung Sarinah histeris, menangis dan linglung.

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa mengerikan yang terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin tak akan pernah dilupakan oleh orang-orang yang terjebak di dalam aksi teror itu. Seperti cerita Fahmi, Wakil Kepala Pengamanan Gedung Sarinah.

Dia menceritakan pengalamannya saat kelompok teroris menyerang gerai Starbucks Coffee di Menara Cakrawala, Jalan MH Thamrin dan Pos Polisi Sarinah. Kala itu ia yang berada di Sarinah mendengar ledakan besar dan mencoba mencari tahu sumbernya.

Asap putih membumbung tinggi menunjukkan sumber ledakan yang ternyata di depan gerai Starbucks dan ia pun langsung menyuruh para karyawan untuk berlindung ke dalam gedung. Kata dia, para karyawati itu histeris, panik, linglung dan menangis saat serangan itu terjadi.

"Saya kumpulkan semua. Semua saya suruh berlindung ke lantai ground dan dekat loading dock. Terutama SPG karena mereka histeris kan. Ada yang nekat mau lihat tapi ada yang panik juga sampai nangis. Makanya saya coba tenangkan," ujar Fahmi kepada Liputan6.com di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2016).

Sementara itu Kepala Pengamanan Gedung Sarinah Suharto menuturkan saat kejadian, ia sedang melakukan patroli anggota. Ia mengaku mendengar ledakan dari arah pos polisi dan melihat seorang polisi melambaikan tangan dari dalam pos tanda meminta pertolongan.

"Setelah itu saya tidak menyimak lagi peristiwanya. Pikiran saya hanya menyelamatkan pengunjung dan karyawan. Orang-orang yang saya temukan, saya suruh ke arah selatan, pintu keluar dekat parkir motor," jelas Suharto.

Setelah para pengunjung dan SPG berhasil dikumpulkan di lantai bawah dekat loading dock, mereka bersama-sama sembunyi di dalam gedung hingga situasi dinyatakan kondusif oleh aparat keamanan, sekitar pukul 14.00 WIB.

"Mereka semua ketakutan. Justru yang traumatik pasukan (karyawan) McDonalds," ujar Suharto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini