Sukses

'Pembodohan Massa' soal Gerhana Matahari Total 1983

Saat itu beredar kabar bohong di masyarakat terkait gerhana matahari total.

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa gerhana matahari total (GMT) bukanlah yang pertama kali terjadi. Namun yang paling menghebohkan terjadi pada 11 Juni 1983. Sebab, kala itu fenomena astronomi tersebut ditayangkan secara langsung di televisi.

Namun, rumor terlanjur menyebar di kalangan masyarakat. "Ada semacam pembodohan massal, dengan mengatakan 'awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata'," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin dalam wawancara khusus kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Bahkan, dia menambahkan, ada yang bertindak ekstrem sampai-sampai seluruh jendela rumah ditutup. "Seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya," imbuh Thomas.

Tak hanya di situ, di suatu daerah, mata hewan-hewan penghuni kebun binatang ditutup, agar mereka tak buta.

Fenomena langka yang jalur totalitasnya melintasi Jawa disiarkan langsung di TVRI -- stasiun televisi satu-satunya di Indonesia kala itu. Berikut tayangan jadulnya, yang menampilkan pembawa acara berpakaian kebaya oranye serta bersanggul:

Setelah gerhana matahari total heboh itu, fenomena alam serupa tercatat pernah terjadi pada 1988 dan 1995.

Di negara lain, gerhana matahari total juga ditakuti karena dianggap pertanda buruk. Ibu hamil bersembunyi, gerhana diyakini berdampak pada bayi.

Tak Berbahaya

Insiden pembodohan massal itu ternyata menggelitik Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika Lapan, Thomas Djamaluddin. Ia menuturkan, gerhana matahari total adalah fenomena yang luar biasa bukan peristiwa penuh marabahaya.

"Padahal Matahari sama seperti yang kita lihat kok. Yang membahayakan itu, kalau kita tidak berhati-hati melihatnya," kata dia.

Alumni Kyoto University tersebut menambahkan, pada saat gerhana sebagian, secara refleks mata sudah merasa silau.

"Maka jangan dipaksakan atau berlomba melihat matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya."

Pada saat gerhana total, tambah Thomas, justru paling bagus melihat langsung. Tanpa kaca mata, tak perlu pakai filter.

Thomas juga mengungkapkan, gerhana matahari total 2016 yang akan terjadi pada 9 Maret mendatang merupakan yang pertama terjadi pada Abad ke-21 di Indonesia. Untuk itulah, Lapan meluncurkan hitung mundur 55 hari jelang gerhana matahari total.

Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada 2019 -- yakni gerhana matahari cincin. Sementara, gerhana matahari total berikutnya baru melintas di wilayah Nusantara pada 20 April 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.