Sukses

Adik Syaikh Iran yang Dieksekusi Mati Saudi Salahkan Obama

kondisi seperti ini bisa dihindari jika Amerika Serikat dan Presiden Barack Obama mau turun tangan.

Liputan6.com, Teheran - Hubungan Arab Saudi dan Iran berada di titik terendahnya usai Ulama ternama Syiah, Syaikh Nimr al-Nimr dihukum mati. Proses besar-besaran pun digelar di Teheran.

Demo yang berbuntut penyerangan pada Kedubes Arab Saudi membuat negeri petro-dolar itu memutuskan hubungan bilateralnya dengan Iran.

Langkah Arab Saudi langsung menimbulkan ketegangan di Timur Tengah. Sebab, sejumlah negara sekutu Saudi memutuskan mengambil langkah serupa: Sudan dan Bahrain.

Melihat kondisi tersebut, adik Syaikh Nimr al-Nimr, Mohammed Al-Nimr angkat bicara. Dia mengatakan, kondisi seperti ini bisa dihindari jika Amerika Serikat (AS) dan Presiden Barack Obama mau turun tangan.

"Saya meminta maaf karena mengatakan ini, tetapi Pemerintah Amerika Serikat sama sekali tidak melakukan upaya mencegah ini. Padahal, mereka mengerti ada bahaya dari aksi tersebut," ujar Mohammed seperti dikutip dari Yahoo News, Selasa (5/1/2015).

"Kami dengan jelas sudah meminta kepada Presiden AS sebagai teman dari Arab Saudi untuk mengintervensi (Saudi). Tapi sama sekali tidak ada campur tangan dari AS," sambung dia.

Mohammed mengatakan kecewa dengan keputusan Negeri Paman Sam. Pasalnya, negara yang sangat berpengaruh di dunia barat selain tak bertindak juga tidak mengeluarkan pernyataan khusus terkait dieksekusinya Syaikh Nimr.

"Mereka membatasi diri mereka dengan hanya mengeluarkan pernyataan yang sifatnya umum dari Kementerian Luar Negerinya," tutur dia.

Mohammed pun mendorong agar AS dapat bertindak lebih supaya kejadian serupa tak terulang di masa mendatang. Hal ini ditegaskan pria yang juga pebisnis itu sangat penting karena anaknya, Ali juga menghadapi ancaman hukuman mati di Saudi.

Vonis itu dijatuhkan kepada Ali karena terlibat dalam protes di Saudi saat Arab Spring 2011 lalu. Oleh Sebab itu, Mohammed meminta agar AS tak tinggal diam lagi.

"Ketakutan saya memang besar dan semakin membesar, Kami sudah tidak percaya janji-janji lagi. Isu ini hanya butuh energi politik dari kolega Arab Saudi," jelasnya.

"Saya yakin jika Barack Obama meminta Arab Saudi melepaskan Ali al-Nimr, maka ia akan bebas," tegas Mohammed.

Terkait permintaan khusus Mohammed agar Obama bertindak menyelamatkan Ali, Gedung Putih memutuskan untuk tidak berkomentar. Hanya saja, beberapa waktu lalu setelah Syaikh dieksekusi Pemerintah AS menyampaikan kekhawatirannya.

"Kekhawatiran kami sangat jelas ada pada proses hukum di Arab Saudi. Itu adalah hal yang akan kami bicarakan pada Pemerintah Saudi sebelumnya dan kami akan melakukan itu terus," papar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.